Selamat Datang! Anda adalah pengunjung ke - ようこそ! あなたは人目のお客様に:

Tampilkan postingan dengan label Kereta Api Indonesia - インドネシア鉄道. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kereta Api Indonesia - インドネシア鉄道. Tampilkan semua postingan

2013-11-19

[Informasi] Pekan Perkeretaapian Nasional (Bagian 2)

Kembali bersama saya di sini dalam pemberitaan terkini seputar kereta api dalam negeri, kali ini saya akan membahas bagian lain dari pekan perkeretaapian nasional selain pameran sejarah perkeretaapian nasional di Erasmus Huis yaitu pengadaan KA Pangrango untuk relasi atau penghubung antara Bogor hingga Sukabumi.

KA Pangrango sendiri termasuk ke dalam jenis kereta api konvensional yang terdiri dari 1 unit lokomotif penggerak berjenis CC201 atau CC204, 3 unit kereta penumpang kelas ekonomi, 1 atau 2 unit kereta eksekutif dan 1 unit kereta makan dengan pembangkit yang bercorak kelas ekonomi. Untuk mendukung operasional KA ini, dua unit kereta kelas eksekutif dengan strip khas KA kelas argo juga didatangkan dari dipo kereta Semarang Poncol, yang masing-masing bernomor K1 0 02 03 dan K1 0 02 36.

Pada dinding luar kereta makan bersistem pembangkit listrik dengan genset memiliki corak batik khas daerah Sukabumi dan sekitarnya dengan kru KA yang menyediakan sistem restorasi terintegrasi seperti KA jarak menengah lainnya. Sistem restorasi ini dapat diakses oleh pengguna kelas eksekutif maupun kelas ekonomi selama rangkaian KA berjalan.

Tidak hanya itu saja, di samping stasiun Bogor yang sudah ada juga dibangun stasiun Bogor Paledang sebagai titik awal keberangkatan KA ini. Stasiun Bogor Paledang sendiri sebenarnya adalah sebuah halte pemberhentian karena hanya memiliki 1 jalur KA, yang berjarak kurang lebih 500 meter dari stasiun Bogor yang khusus melayani KRL Commuter Line. Halte tersebut dapat diakses melalui perlintasan sebidang di bagian selatan stasiun Bogor dan menjadi titik akhir dari sistem jaringan listrik aliran atas yang dipergunakan oleh layanan KRL.

Nama "Pangrango" sendiri diambil dari nama sebuah gunung yang letaknya tidak terlalu jauh dari stasiun Sukabumi dengan ketinggian kurang lebih 3.018 m dpl. Nama tersebut digunakan mengingat nama gunung Gede sudah dipergunakan oleh KA kelas argo relasi Jakarta-Bandung yang pernah beroperasi di tahun 2000-an (Argo Gede) yang selanjutnya digabungkan dengan KA kelas bisnis Parahyangan (kini menjadi Argo Parahyangan).

Untuk masa depan KA ini kemungkinan akan dilanjutkan hingga stasiun Cianjur dan Bandung setelah kondisi terowongan Lampegan memungkinkan untuk dilalui. Berbagai upaya perbaikan dan peningkatan kualitas prasarana sedang dilakukan untuk memaksimalkan potensi KA ini.

Berikut ini gambaran unit kereta kelas ekonomi yang dioperasikan dalam rangkaian KA Pangrango:

Salah satu unit kereta ekonomi Pangrango

Demikianlah informasi ini saya sampaikan, semoga apa yang saya berikan bermanfaat.

Sumber dok: arsip pribadi

2013-11-07

[Informasi] Perubahan Tarif Kereta Api Penumpang Kelas Ekonomi Per 1 Januari 2014

Berdasarkan informasi yang penulis peroleh saat ini, sehubungan dengan belum ditetapkannya kontrak biaya subsidi layanan atau Public Service Obligation (PSO) untuk tahun 2014 bagi angkutan KA kelas ekonomi yang dioperasikan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero), maka ditetapkan bahwa tarif untuk beberapa kereta api penumpang komersial kelas ekonomi jarak jauh dan menengah adalah sebagai berikut (tarif berlaku untuk sekali perjalanan per pengguna dewasa, relasi berlaku untuk kedua arah):

1. KA Lintas Daerah Operasi (Daop) Jarak Jauh

  • KA Logawa relasi Purwokerto-Jember, tarif Rp 100.000,-
  • KA Kertajaya relasi Tanjung Priok-Surabaya Pasar Turi, tarif Rp 115.000,-
  • KA Brantas relasi Tanah Abang-Kediri pp, tarif Rp 110.000,-
  • KA Kahuripan relasi Padalarang-Kediri, tarif Rp 105.000,-
  • KA Kutojaya Utara relasi Tanah Abang-Kutoarjo, tarif Rp 70.000,-
  • KA Bengawan relasi Tanah Abang-Solo Jebres, tarif Rp 95.000,-
  • KA Progo relasi Pasar Senen-Lempuyangan, tarif Rp 85.000,-
  • KA Pasundan relasi Kiaracondong-Surabaya Gubeng, tarif Rp 110.000,-
  • KA Sri Tanjung relasi Lempuyangan-Banyuwangi, tarif Rp 95.000,-
  • KA Gaya Baru Malam Selatan relasi Jakarta Kota-Surabaya Gubeng, tarif Rp 120.000,-
  • KA Matarmaja relasi Pasar Senen-Malang, tarif Rp 130.000,-

2. KA Lintas Daerah Operasi (Daop) Jarak Menengah

  • KA Tawang Jaya relasi Pasar Senen-Semarang Poncol, tarif Rp 80.000,-
  • KA Serayu relasi Jakarta Kota-Kroya, tarif Rp 85.000,-
  • KA Kutojaya Selatan relasi Kiaracondong-Kutoarjo, tarif Rp 60.000,-
  • KA Tegal Arum relasi Jakarta Kota-Tegal, tarif Rp 50.000,-
  • KA Tawang Alun relasi Malang-Banyuwangi, tarif Rp 65.000,-
 
3. KA Antar Kota Divisi Regional (Divre) Jarak Menengah

  • KA Putri Deli (Divre I Sumut) relasi Medan-Tanjungbalai, tarif Rp 35.000,-
  • KA Siantar Ekspres (Divre I Sumut) relasi Medan-Siantar, tarif Rp 40.000,-
  • KA Serelo (Divre III Sumsel) relasi Lubuklinggau-Kertapati, tarif Rp. 55.000,-
  • KA Rajabasa Ekspres (Divre III Sumsel) relasi Kertapati-Tanjungkarang, tarif Rp 65.000,-

Ketentuan tarif baru tersebut di atas mulai berlaku pada pemesanan yang dilakukan untuk tanggal keberangkatan 1 Januari 2014 dan sesudahnya sampai ada perubahan tarif berikutnya.

Demikianlah informasi perubahan tarif kereta api ini penulis sampaikan, semoga tulisan ini bermanfaat.

2013-10-05

[Topik Khusus] Pekan Perkeretaapian Nasional (Bagian 1)

Pekan lalu merupakan pekan dengan suasana yang berbeda dengan biasanya, yang dimulai sejak 27 September di mana pada stasiun terminus Jakarta Kota yang setiap harinya dipadati oleh pengguna dengan kondisi stasiun yang biasa-biasa saja mendadak menjadi pusat perhatian, karena di jalur 3 yang dahulunya digunakan untuk perhentian akhir kereta api rel listrik (KRL) tujuan Tangerang dan Bekasi pada masa Divisi Jabodetabek dan sebelum penerapan sistem 6 rute terdapat 3 unit sarana spesial yang jarang sekali terlihat beroperasi di lintas mana pun juga.

Ketiga sarana tersebut adalah satu unit lokomotif listrik ESS 3201 buatan Werkspoor Amsterdam yang dioperasikan mulai 6 April 1925 bernomor produksi 547 (lihat juga tulisan ini) dengan sistem kelistrikan dan bodi yang diperbaharui sejak 29 Juli 2007 yang lalu sampai uji coba pengoperasian ulang perdana pada 18 Juli 2012, beserta pengiring berupa 2 unit kereta penumpang dengan nomor IW 38221 dan IW 38212 yang dikenal sebagai rangkaian kembar Djoko Kendil (sebagai catatan, pada unit IW 38212 terpasang generator set untuk menyuplai kelistrikan di dalam kereta).

Proses revitalisasi sarana ESS 3201 yang berkonfigurasi bogie 1-Bo'-Bo'-1 (1 sumbu roda idle ujung I, 2 sumbu roda bermotor penggerak bagian depan, 2 sumbu roda bermotor penggerak bagian belakang dan 1 sumbu roda idle ujung II) oleh tim kerja Balai Yasa Manggarai sendiri memakan waktu hampir 5 tahun lamanya dengan perubahan total di bagian traksi penggerak, di mana sistem transmisi asli buatan Heemaf-Westinghouse digantikan dengan komponen yang diambil dari eks rangkaian KRL non AC jenis rheostatik yang sudah tidak lagi digunakan. Warna lokomotif yang semula didominasi putih krem pun diubah menjadi warna biru yang terkesan lebih elegan dan sejuk dipandang.

Beralih kepada 2 unit di belakangnya, IW 38221 dan IW 38212 sendiri merupakan unit eks rangkaian Nacht Express (secara literal berarti "ekspres malam"), yang didatangkan Staatspoorwegen (SS) dari pabrikan Beynes di Prancis pada 1938 dengan penomoran awal SS 9000. Dengan berjalannya waktu, unit-unit kereta ini beberapa kali mengalami proses turun kelas hingga unit IW 38212 terakhir kali dioperasikan sebagai kereta ekonomi berkode CW 38 201 sebelum diubah ke model penomoran K3-38201, di mana unit IW 38221 terakhir kali tercatat berkode NRU 38201.

Nama "Djoko Kendil" sendiri dipilih oleh tim Balai Yasa Sarana Kereta di Surabaya Gubeng (kode: SGU) yang diambil dari sebuah tokoh legenda dari Yogyakarta, yang mana Djoko Kendil merupakan rakyat jelata nan miskin yang dikutuk sejak lahir menjadi sosok buruk rupa, hingga akhirnya mendapatkan pasangan seorang putri bungsu dari raja di daerahnya dan berubah menjadi sosok ksatria. Gambar periuk di bodi kereta tersebut adalah simbol dari tubuh Djoko Kendil yang dikisahkan seperti demikian.

Djoko Kendil sendiri dirancang seperti layaknya KA eksekutif masa lampau dengan fasilitas kursi sofa, meja berbentuk bundar, televisi besar berukuran 36 inci, minibar, dan balkon untuk melihat pemandangan di salah satu ujungnya. Kedua unit IW demikian sengaja dimodifikasi dari model penyambungan biasa menjadi satu kesatuan unit yang saling tak terpisahkan, sehingga keduanya selalu berdampingan saat dibawa ke mana pun.

Ketiga unit tersebut ditampilkan untuk umum di stasiun Jakarta Kota selama 2 hari, di mana pada waktu menjelang sore di hari pertama dan pada akhir peringatan hari perkeretaapian nasional pada 28 September lalu keseluruhan sarana tersebut kembali ke dalam lingkungan Balai Yasa Manggarai.


Eksterior

Interior

Demikianlah tulisan pertama mengenai pekan perkeretaapian nasional ini penulis sampaikan, semoga informasi ini bermanfaat.

Informasi lanjutan mengenai pekan perkeretaapian nasional yang telah berlangsung akan penulis berikan dalam kesempatan berikutnya.


Sumber data dan informasi: PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Heritage
Sumber dokumentasi: S.T.

2013-07-24

[Informasi] Jadwal KA Bandara Kuala Namu - Medan PP Per 25 Juli 2013

Berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari wilayah Divisi Regional 1 Sumatera Utara, mulai besok (25 Juli 2013) akan dioperasikan layanan KA bandara Kuala Namu dengan relasi perhentian ujung (terminus) bandara Kuala Namu hingga stasiun Medan. Bandara Kuala Namu tersebut menggantikan fungsi bandara Polonia yang dinilai kurang layak lagi untuk pengoperasian pesawat komersial karena letaknya yang dekat dengan pemukiman penduduk, dengan kapasitas operasional yang sudah ditingkatkan untuk pelayanan sarana transportasi udara.

Untuk sementara ini, armada KA yang akan digunakan adalah 2 unit KRDE eks Kaligangsa Ekspres berwarna dominan merah dan putih dengan formasi masing-masing 5 unit kereta per rangkaian, sambil menunggu kedatangan pesanan armada KRD buatan Woojin Industries yang diproduksi di Korea Selatan. Tiket dapat dibeli di stasiun Medan dan lokasi bandara Kuala Namu dengan metode pembayaran kartu debit, kartu kredit atau kartu prabayar dari bank. Selain itu, KA ini juga melayani reservasi tempat duduk yang dapat dilakukan maksimal 7 hari sebelum hari keberangkatan. Tarif yang diberlakukan oleh PT. Railink sebagai pengelola layanan ini adalah Rp 80.000,- (delapan puluh ribu rupiah) untuk satu kali perjalanan per satu orang pengguna.

Berikut ini adalah jadwal perjalanan KA bandara Kuala Namu yang penulis peroleh:

1. Relasi Kuala Namu - Medan (nomor ganjil)


2. Relasi Medan - Kuala Namu (nomor genap)


Anda dapat menyimpan jadwal di atas dengan melakukan perintah "save as" pada peramban yang digunakan.

Catatan: 
Jadwal tersebut di atas berlaku mulai awal pengoperasian pada 25 Juli sampai dengan 31 Agustus mendatang, dan sewaktu-waktu dapat berubah.

Demikianlah informasi ini penulis berikan sebagaimana mestinya, semoga bermanfaat.

Sumber informasi tarif & layanan: Tribunnews

2013-07-17

[Informasi] Kecelakaan KA Bangunkarta di Sragen

Pada hari ini (17 Juli 2013) sekitar pukul 04.00 WIB, telah terjadi kecelakaan yang melibatkan rangkaian KA Bangunkarta relasi stasiun Gambir-Madiun-Jombang yang ditarik lokomotif CC 20312 (CC 203 95 12) dengan sebuah truk Mitsubishi Fuso pengangkut gulungan kertas yang akan menuju salah satu pabrik kertas di Boyolali dengan nomor tanda pengenal kendaraan S 8167 US pada perlintasan sebidang berkode PJL 74 berpalang pintu di daerah Beloran, Sragen Kulon. Kecelakaan bermula dari truk yang dikemudikan oleh sopir Fery Prasetyo dan kernetnya Darmawan tersebut berusaha melewati perlintasan sebidang ketika mendadak truk mengalami masalah patahnya as roda depan di tengah-tengah bidang perlintasan antara jalan raya dengan kereta api tersebut, sehingga kedua kru berinisiatif mengevakuasi badan truk yang mana pada proses tersebut truk dibiarkan melintang di tengah-tengah perlintasan dengan asumsi tidak ada kereta api yang melintas.

Namun, pada waktu yang telah disebutkan di atas muncul kereta api eksekutif Bangunkarta dari arah barat dengan kecepatan yang cukup tinggi di mana masinis yang bertugas saat itu tidak mampu menghindari benturan karena jarak pengereman yang terlalu pendek, sehingga menyebabkan badan truk terseret sejauh hampir 100 meter ke arah timur dan isi muatan truk tercecer keluar di sekitar lokasi. Masinis Adi Suminto mengalami cedera serius berupa retak pada tulang kaki karena terjepit bodi lokomotif yang kabin masinisnya hancur (pada saat kejadian lokomotif dijalankan dengan posisi kabin masinis di muka atau short hood), sementara asistennya Lutfi menderita luka-luka bertaraf sedang dan mengalami masalah sesak nafas. Masinis dan asistennya tersebut masing-masing segera dibawa ke rumah sakit Grobogan dan Amal Sehat untuk menjalani perawatan intensif. Di lain pihak, sopir dan kernet truk tidak mengalami luka-luka karena berada di luar daerah terdampak benturan.

Kerusakan yang dilaporkan dari lokasi sejauh ini adalah sebagai berikut:
  • Lokomotif penarik = kerusakan serius pada muka kabin masinis
  • Kereta bagasi dengan genset pembangkit listrik (BP) = kerusakan sedang, terdapat lecet-lecet pada bodi bagian persambungan dengan lokomotif di dekat pintu
  • Kereta penumpang & restorasi = tidak terdapat kerusakan berarti

CC 20312, sesaat setelah kejadian

Hingga saat tulisan ini diterbitkan, proses evakuasi masih berlangsung dengan bantuan crane yang berjalan di rel dan mobil derek untuk memindahkan muatan kertas dan truk yang tertabrak ke tempat yang lebih aman sampai jalur kereta api dapat dilalui kembali.

Demikian informasi ini penulis sampaikan, semoga bermanfaat.

Sumber gambar: Pato Gie Desmosedici @ grup semboyan35.com

Sumber referensi: Solo Pos Online

2013-07-16

[Topik Khusus] Tragedi Bintaro 19 Oktober 1987

Pada kesempatan ini penulis akan memberikan penjelasan yang cukup lengkap seputar tragedi kecelakaan kereta api terbesar dalam sejarah perkeretaapian Indonesia yaitu tragedi kecelakaan kereta api di Bintaro pada tanggal 19 Oktober 1987, dari sudut pandang yang sama sekali berbeda dari tulisan-tulisan yang sudah pernah ada dan tersebar luas di ranah maya ini.

Penulis berharap supaya tulisan ini tidak disalin dengan sembarangan, tetapi jadikanlah sebagai perenungan untuk mengambil hikmat dan manfaat dari peristiwa yang telah terjadi di masa lalu sebagai batu loncatan bagi perkembangan di masa kini dan yang akan datang.

Tulisan ini secara struktur terbagi menjadi 7 bagian utama, dengan garis besar keseluruhan mencakup awal mula, saat-saat menentukan dan pengaruh pasca kecelakaan.

1. Keadaan Sekitar Lokasi Kecelakaan

Telah menjadi pengetahuan khalayak umum bahwa lokasi kecelakaan berada di antara stasiun Sudimara dan stasiun Kebayoran Lama (umumnya hanya disebut sebagai Kebayoran saja), tepatnya di antara tikungan berganda berbentuk huruf "S" pada posisi kilometer 17 + 252 m dari stasiun Tanah Abang, kurang lebih berjarak 8 kilometer dari stasiun Sudimara. Di sekitar lokasi terdapat 1 perlintasan sebidang yang berjarak 200 meter dari lokasi, gedung SMA Negeri 86 Bintaro, satu gedung SD, pemakaman Tanah Kusir dan beberapa rumah penduduk, di mana posisi tikungan terhalangi oleh sebuah bukit kecil (sekarang bukit tersebut sudah diratakan untuk pembangunan jalur ganda yang diresmikan mulai 2007). Saat ini di antara stasiun Sudimara dan Kebayoran Lama telah dibangun stasiun Pondok Ranji dan Jurang Mangu yang keduanya merupakan bangunan baru, dan telah ada jalan tol Ulujami-Serpong serta jalan tol lingkar luar Jakarta (JORR) yang letaknya tidak terlalu jauh.

2. Sarana dan Prasarana

Kondisi sarana dan prasarana pada masa di mana kecelakaan terjadi adalah sebagai berikut:
  • Model jalur: lajur tunggal (single track).
  • Sistem persinyalan: mekanik penuh, dikendalikan dari masing-masing stasiun oleh kepala stasiun setempat.
  • Elektrifikasi: tidak ada (peresmian elektrifikasi lintas Tanah Abang-Serpong-Maja baru dilakukan di masa pengelolaan PT. Kereta Api Indonesia (Persero), di mana kecelakaan terjadi pada masa pengelolaan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA)).
  • Sarana yang digunakan: kereta penumpang kelas ekonomi atau K3 warna abu-abu atau hijau bercampur putih dengan tahun pembuatan bervariasi antara 1960 sampai 1980 yang ditarik lokomotif diesel hidrolik buatan Henschnel Kassel (pabrikan asal Jerman) berjenis BB 303 atau BB 306 yang masing-masing berdaya mesin 1010 dk/HP dan 850 dk/HP. Satu rangkaian KA ekonomi dapat memiliki 5 hingga 8 unit kereta.
  • Nomor rangkaian menggunakan format 2xx, mengingat pertimbangan alokasi jumlah perjalanan KA pada saat itu.
Rangkaian yang terlibat memiliki konfigurasi sebagai berikut:

a. KA 225 (KA lokal relasi Rangkasbitung - Tanah Abang)

Lokomotif penarik: BB 30316, posisi ujung pendek berkabin masinis (short hood) di muka
Formasi: 8 unit kereta ekonomi jenis K3 dalam 1 rangkaian (sebagian besar adalah K3 buatan tahun 1960-an dengan model pintu daun ganda)
Jumlah penumpang: kurang lebih 700 orang (melebihi batas toleransi kapasitas 25% dari jumlah tempat duduk)
Sifat layanan: Berhenti di setiap stasiun
Masinis: Slamet Suradio
Juru api/asisten masinis: Soleh
Kondektur/KP: Adung Syafei
Stasiun posisi terakhir: Sudimara, jalur 1 (jalur lurus/lacu menghadap langsung ke jalur utama yang digunakan KA dari kedua arah secara bergantian.)

b. KA 220 (Patas Ekonomi relasi Tanah Abang - Merak)

Lokomotif penarik: BB 30616, posisi ujung pendek berkabin masinis (short hood) di muka
Formasi: 8 unit kereta ekonomi jenis K3 dalam 1 rangkaian (serupa jenisnya dengan KA 225, hanya berbeda nomor urutnya)
Jumlah penumpang: kurang lebih 500 orang
Sifat layanan: Perjalanan langsung, berhenti di stasiun-stasiun besar dengan banyak jalur yang tersedia
Masinis: Amung Sunarya
Juru api/asisten masinis: Mujiono
Kondektur/KP: Tidak diketahui
Stasiun posisi terakhir: Kebayoran Lama, jalur 2 (jalur ini berbelok ke jalur 1/jalur utama melalui sistem wesel yang dioperasikan dengan kendali petugas setempat.)

BB 30609 (kiri) bersama BB 30316 (kanan) yang terlibat tabrakan

3. Proses Keberangkatan & Kondisi Stasiun Persilangan

Proses keberangkatan KA 225 dimulai dari stasiun Rangkasbitung, yang mana rangkaian KA berhenti di setiap stasiun untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Perjalanan hingga stasiun Serpong berlangsung lancar dengan semboyan 41 yang terkendali. Demikian juga halnya dengan KA 220 yang diberangkatkan dari stasiun awal Tanah Abang dan melintas langsung di beberapa stasiun antara, tidak ada kendala berarti hingga rangkaian memasuki stasiun Kebayoran Lama untuk menunggu persilangan. Dari stasiun Serpong, KA 225 diberangkatkan dengan prosedur normal hingga mencapai stasiun Sudimara yang dijadwalkan tiba pada pukul 06.40 WIB dan melewatkan KA 220 yang prioritasnya lebih tinggi pada pukul 06.49 WIB. Namun pada kenyataannya KA 225 terlambat kurang lebih 5 menit dari jadwal, sehingga tiba di Sudimara pada pukul 06.45 WIB.

Stasiun Sudimara pada saat itu memiliki 3 jalur (1 jalur lurus dan 2 jalur belok), di mana kondisi pada saat tunggu persilangan adalah sebagai berikut:

Jalur 1 = KA 225 dari Serpong, tiba pukul 06.45 WIB (keterlambatan 5 menit);
Jalur 2 = KA barang PT. Indocement dengan formasi 1 lokomotif (tidak diketahui jenis dan nomor serinya) dan beberapa gerbong pengangkut semen menuju stasiun Tanah Abang yang ikut menunggu persilangan;
Jalur 3 = KA barang lainnya (tidak jelas barang apa yang diangkut), menunggu lokomotif penarik.

Stasiun Kebayoran Lama, yang juga memiliki 3 jalur seperti halnya Sudimara, memiliki kondisi saat tunggu persilangan sebagai berikut:

Jalur 1 = kosong (dipergunakan untuk melewatkan KA dari arah hulu/barat);
Jalur 2 = KA 220 dari Tanah Abang, tiba sekitar pukul 06.35 WIB;
Jalur 3 = tidak diketahui kondisi isi/kosong.

4. Tahap Menuju Bencana

Keadaan mulai menghangat setelah kepala stasiun (dan PPKA) stasiun Serpong menyadari bahwa telah terjadi kesalahan prosedur pemberangkatan setelah KA 225 diberangkatkan, di mana kepala stasiun yang bertugas lupa mengecek keadaan jalur kepada kepala stasiun Sudimara, sehingga KA 225 yang terlambat tiba 5 menit dari jadwal tersebut memasuki jalur 1 atau jalur lurus, yang seharusnya dikosongkan untuk melewatkan KA 220.

Akibatnya, ketiga jalur Sudimara yang terisi penuh menyebabkan KA 220 tidak dapat dilewatkan, sehingga petugas pemberangkatan KA (PPKA) Sudimara saat itu, Djamhari, segera memberikan surat perintah pemindahan tempat persilangan (PTP) kepada masinis KA 225, yaitu Slamet Suradio di mana persilangan dipindahkan dari stasiun Sudimara ke stasiun Kebayoran Lama.

Setelah masinis menerima PTP tersebut dan menerima prosedur keberangkatan normal berupa semboyan 41 dan 40 dari Djamhari yang disaksikan Soleh, Adung dan juru langsir, KA 225 membunyikan semboyan tanda keberangkatan atau semboyan 35 untuk memulai perjalanan menuju stasiun Kebayoran pada pukul 07.00 WIB, barulah PPKA stasiun Sudimara berinisiatif memberitahukan perihal PTP tersebut kepada PPKA stasiun Kebayoran Lama yang bertugas saat itu.

Namun, di saat yang hampir bersamaan setelah keberangkatan KA 225, Umrihadi, yang baru saja menggantikan dinas PPKA Kebayoran Lama sebelumnya yang menerima berita PTP tersebut, menganggap bahwa KA 220 yang memiliki prioritas lebih tinggi tetap dilewatkan di stasiun Sudimara meskipun PPKA yang bertugas sebelumnya telah memberitahu yang bersangkutan tentang adanya permintaan PTP untuk memasukkan KA 225 terlebih dahulu di stasiun Kebayoran Lama, kemudian barulah KA 220 diberangkatkan ke arah stasiun Sudimara. Melalui prosedur semboyan normal, ia memberangkatkan KA 220 yang menunggu di jalur 2 tanpa memberitahu Djamhari terlebih dahulu. Sesudah memastikan KA 220 mulai menjauh, barulah ia memberitahu Djamhari 5 menit kemudian.

Djamhari yang menerima berita keberangkatan KA 220 tersebut tanpa izin darinya seketika panik, dan berusaha memberitahu Slamet secara visual melalui sinyal keluar mekanik stasiun Sudimara ke arah Tanah Abang yang dinaikturunkan berulang-ulang ke posisi "stop". Namun karena padatnya penumpang yang berada di bagian depan lokomotif, Slamet dan asistennya tidak menghiraukan pemberitahuan tersebut dan tetap melaju. Melihat usahanya memberitahu masinis tak berhasil, Djamhari dibantu beberapa petugas PPKA lain segera berlari keluar area stasiun dengan membawa bendera merah atau semboyan 3 untuk mengejar KA 225 yang semakin menjauh. Tidak hanya itu saja, ada petugas yang berusaha mengejar KA 225 dengan menggunakan sepeda motor, juga membawa semboyan yang sama. Beberapa penumpang yang tertinggal terlihat ikut panik dan memberitahu potensi benturan kepada staf yang masih berjaga di stasiun.

Pada akhirnya, seluruh usaha Djamhari dan mereka yang ikut berlari mengejar KA 225 pun sia-sia. Kecepatan KA 225 yang diperkirakan melaju sekitar 60 kilometer/jam itu melenggang bebas, tanpa bisa dihentikan. Petugas yang berusaha dengan sepeda motor pun terkendala kondisi lalu lintas yang macet karena mendekati jam masuk kerja para karyawan. Seketika Djamhari pingsan di atas rel karena kelelahan sambil meneteskan air mata, di mana petugas yang ikut bersamanya membawanya kembali ke stasiun Sudimara.

Di lain pihak, Umrihadi yang tidak mengetahui keberangkatan KA 225 bersikap seperti biasanya, yang tanpa disadarinya KA 220 yang baru saja diberangkatkan tersebut berada pada satu lajur rel yang sama dengan KA 225 yang melaju dari arah berlawanan. Djamhari sendiri tidak memberitahukan keberangkatan KA 225 saat itu juga karena berada dalam kondisi yang genting, mengingat dialah yang meminta izin terlebih dahulu kepada PPKA Kebayoran Lama sebelum terjadi pergantian shift.

Berdasarkan deskripsi di atas, maka kesalahan utama terletak pada kelalaian PPKA stasiun Kebayoran Lama dalam menerima permintaan PTP dari PPKA Sudimara, yang mana sangat berbeda dari opini khalayak umum dan sumber-sumber lain di ranah maya bahwa kesalahan utama berada pada masinis KA 225 yang memberangkatkan KA secara instan tanpa prosedur resmi dari PPKA Sudimara.

5. Detik-detik Sebelum dan Sesudah Benturan

Dalam satu lajur yang sama, KA 225 dan KA 220 berjalan tanpa hambatan seperti hari-hari sebelumnya tanpa saling mengetahui posisi satu sama lain, karena saat itu belum ada fasilitas radio komunikasi di lokomotif yang digunakan seperti saat ini. Seluruh penumpang di kedua KA juga tidak mengetahui apa yang telah terjadi di stasiun asal keberangkatan.

Djamhari, yang kondisinya mulai membaik, setelah menghubungi Umrihadi mengenai permasalahan kedua KA ia berusaha memberitahu petugas perlintasan sebidang dengan kode PJL 57A atau dikenal dengan PJL Pondok Betung dengan memberikan semboyan genta perlintasan sebagai peringatan kepada masinis KA 220 yang akan melewati perlintasan tersebut. Akan tetapi, petugas PJL 57A sendiri awalnya mengira bahwa genta tersebut dibunyikan sebagai percobaan (beberapa sumber lain menyebutkan bahwa pada saat investigasi pasca kecelakaan didapati bukti bahwa petugas PJL 57A sama sekali tidak mengerti atau memahami semboyan genta perlintasan), sehingga KA 220 dilewatkan begitu saja tanpa tindakan pencegahan apapun.

Memasuki daerah lengkung berganda berbentuk huruf "S" yang di sekitarnya terdapat rerimbunan pohon yang lebat dan sebuah bukit kecil, Slamet yang berada di kabin lokomotif KA 225 membunyikan semboyan 35 sebagai tanda peringatan dan menurunkan kecepatan dari 50 km/jam hingga 25 km/jam karena melewati tikungan tajam, tetapi pada saat itu mendadak lokomotif KA 220 muncul dari balik tikungan arah Kebayoran dengan kecepatan sekitar 40 km/jam. Menyadari datangnya bahaya, penumpang yang berada di bagian depan dan samping lokomotif KA 225 berusaha menyelamatkan diri dengan melompat ke tanah di sekitar rel, sementara Slamet yang masih berusaha mengerem laju lokomotif yang dikendalikannya kemudian berjongkok bersama asisten KA 225 di bagian bawah kaca lokomotif. Akan tetapi di lain pihak, Amung beserta asistennya di kabin masinis lokomotif KA 220 bernasib sebaliknya, tak sempat mengerem dan menyelamatkan diri.

Dalam hitungan detik, benturan hebat kedua KA pun terjadi pada pukul 07.10 WIB tepatnya pada posisi kilometer 18 +75 m, dan kereta pertama dari depan pada masing-masing rangkaian melompat dari rel hingga menghancurkan komponen mesin kedua lokomotif, yang disebut sebagai "efek teleskopik". Kerusakan terparah dialami oleh dua unit kereta terdepan dari setiap rangkaian, di mana bagian kipas radiator lokomotif yang masih aktif menghancurkan tubuh beberapa penumpang yang berada pada kedua unit tersebut dan banyak anggota tubuh penumpang naas yang terjepit bodi kereta sehingga menimbulkan bau anyir darah yang dirasakan oleh penumpang lainnya yang selamat maupun masyarakat sekitar dan petugas yang menolong para korban.

Berikut ini kondisi kedua rangkaian KA beberapa saat setelah benturan dan selama proses evakuasi:










Begitu hebatnya kerusakan yang ditimbulkan dari efek benturan seperti dinyatakan pada gambar-gambar tersebut, sehingga mengakibatkan tewasnya kurang lebih 70 orang di tempat kejadian, lebih dari 200 orang tercatat meninggal selama perjalanan dan setelah menjalani perawatan di rumah sakit serta sekitar 300 orang lainnya menderita tingkat cedera ringan hingga cedera serius pada anggota tubuh. Sudah barang tentu sisa-sisa anggota tubuh baik yang terpotong akibat benturan maupun karena amputasi sempat memenuhi bagian dalam sarana yang mengalami kerusakan. Korban tewas maupun luka-luka yang didapati pada sarana kereta kemudian segera dibawa ke berbagai rumah sakit di Jakarta, salah satunya adalah RS Cipto Mangunkusumo untuk dilakukan perawatan yang semestinya.

6. Upaya Pasca Kecelakaan

Proses evakuasi yang berlangsung rumit karena harus melalui berbagai tahap pemotongan unit yang rusak untuk mencari dan mengeluarkan seluruh korban yang terjepit dilakukan selama 2 hari berturut-turut dengan menggunakan kereta penolong jenis NR milik dipo Jatinegara yang didominasi warna putih dengan strip oranye dan hijau, crane Si Bongkok dan beberapa peralatan khusus lainnya yang dioperasikan oleh pegawai PJKA. Selama proses evakuasi dan pembersihan unit sarana yang terlibat kecelakaan, perjalanan KA dari kedua arah terhenti untuk sementara waktu. Sumber lain menyebutkan bahwa crane uap Si Bongkok sempat mengalami anjlok saat kembali ke dalam lingkungan Balai Yasa Manggarai.

Salah satu lokomotif yang terlibat benturan langsung dibawa ke Balai Yasa Pengok di Yogyakarta untuk menjalani proses perucatan dengan menyisakan blok radiator salah satu lokomotif yang kondisinya hancur, sementara semua unit kereta yang ringsek dibawa ke Balai Yasa Manggarai. Unit lokomotif lainnya bahkan sempat dijadikan pajangan di lingkungan Balai Yasa Manggarai untuk beberapa waktu lamanya sebelum ikut dirucat atau dibesituakan bersama dengan unit-unit kereta lainnya yang tidak dapat diperbaiki.

Selain proses evakuasi korban dan pembersihan jalur dari sisa-sisa sarana yang mengalami kecelakaan, upaya melalui jalur hukum mulai dilakukan terhadap pihak-pihak yang dianggap memenuhi unsur kelalaian sehingga mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan kematian penumpang, di mana Slamet Suradio sebagai masinis KA 225 divonis 5 tahun penjara, Adung Syafei sebagai kondektur KA 225 divonis 2 tahun 6 bulan penjara, sementara Umrihadi sebagai PPKA Kebayoran Lama divonis 10 bulan penjara. Ketiga pegawai tersebut juga diganjar dengan surat pemecatan dari posisi masing-masing yang ditandatangani oleh Menteri Perhubungan yang menjabat pada saat itu, meskipun Slamet yang sudah mengabdi selama lebih dari 20 tahun sebagai masinis dan Adung tetap berpendirian bahwa mereka berada pada posisi sebagai korban kesalahan prosedur yang dilakukan PPKA Kebayoran Lama.

7. Dampak Terhadap Masyarakat Umum dan Perkeretaapian Nasional

Kecelakaan 2 rangkaian KA di Bintaro ini juga membuat media massa luar negeri membuat tulisan-tulisan beserta artikel mengenai pentingnya standar keamanan dan keselamatan dalam pengoperasian sarana perkeretaapian, sekaligus juga menginspirasi sejumlah musisi besar (Ebiet G. Ade & Iwan Fals) dalam lagu-lagu ciptaan mereka dan salah satu produser film (Bruce Malawau) untuk membuat versi layar lebar kecelakaan ini yang disusun berdasarkan tinjauan di mata masyarakat.

Kecelakaan ini juga sempat menggulirkan wacana pembangunan jalur ganda antara stasiun Tanah Abang hingga stasiun Serpong untuk menghindari benturan head-to-head, meskipun wacana tersebut baru benar-benar terlaksana pada 2007. Selain itu, prosedur-prosedur tambahan dalam memberangkatkan rangkaian KA pun mulai diterapkan pada lintas-lintas yang masih menggunakan lajur tunggal berikut wacana penggunaan sistem persinyalan elektrik untuk lintas dengan jumlah lalu lintas KA yang padat. Untuk kelancaran komunikasi antara masinis dengan petugas di stasiun, pihak PJKA mulai melakukan instalasi dan perluasan penggunaan sistem radio di semua lokomotif yang siap operasi, berikut penertiban pengguna yang masih nekat naik di lokomotif mengingat KA 225 yang terlibat kecelakaan berada pada kondisi penumpang yang tidak sewajarnya.

Sayangnya, seperti tidak belajar dari kasus kecelakaan ini, 13 tahun kemudian pada masa pengelolaan Perumka (Perusahaan Umum Kereta Api) kecelakaan dengan urutan kejadian yang serupa terulang kembali namun terjadi di antara stasiun Sudimara dan stasiun Serpong (akan dibahas pada kesempatan lain). Beberapa kecelakaan KA lainnya yang juga dikaitkan dengan peristiwa kecelakaan ini pun terus bermunculan di masa pengelolaan PT. Kereta Api Indonesia (Persero), di antaranya adalah kecelakaan KA di stasiun Petarukan yang melibatkan KA 116 Senja Utama Bisnis dengan KA 4 Argo Anggrek Malam, kecelakaan KA kontainer Antaboga dengan KA Rajawali di sekitar stasiun Kapas, Bojonegoro serta yang paling baru adalah kecelakaan 2 KA babaranjang pengangkut batubara di Sumatera Selatan.

Demikianlah tulisan ini penulis berikan sebagaimana mestinya, semoga bermanfaat bagi seluruh pembaca sekalian.

Sumber dokumentasi pra kecelakaan: M. Lutfi Tjahjadi
Sumber dokumentasi pasca kecelakaan: Hasan Starr (grup RAILFANS INDONESIA)

2013-07-14

[Pengumuman] Penentuan Nama dan Informasi Rute Monorail Jakarta

Pada kesempatan ini, penulis memberitahukan bahwa telah terpilih nama resmi untuk monorel Jakarta melalui proses kontes penamaan yang dilakukan sejak beberapa bulan yang lalu, yang mana diumumkan dalam penutupan pameran monorel yang dilaksanakan hari ini (14 Juli 2013).

Berdasarkan total 13.000 usulan nama unik yang masuk sebagai pertimbangan bagi Ortus Holdings Ltd. dan PT. Jakarta Monorail, yaitu investor yang mendanai pembangunan proyek transportasi massal ini, terdapat satu nama yang memperoleh suara terbanyak berdasarkan sistem pemungutan suara, yaitu Jakarta Eco Transport Monorail atau disingkat dengan sebutan JET.

Nama yang diberikan tersebut memperoleh 4.453 suara dari total hampir 150.000 suara yang berasal dari pengunjung situs PT. Jakarta Monorail selaku penyelenggara resmi kontes penamaan monorel Jakarta. Dengan dipilihnya nama resmi ini, maka jenis mode angkutan massal ini segera dipersiapkan untuk peresmian operasional perdananya secara menyeluruh yang direncanakan akan dilakukan pada tahun 2016, di mana pembangunan sarana maupun prasarana pendukung akan dimulai kembali pada bulan Oktober mendatang.

Sebagai informasi tambahan, rute monorel Jakarta yang telah disepakati oleh PT. Jakarta Monorail memiliki dua jenis jalur yaitu jalur hijau (green line) dan jalur biru (blue line). Kedua jalur tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Jalur biru dimulai dari stasiun Kampung Melayu - Tebet - Dr. Sahardjo - Menteng Dalam - Casablanca - Ambassador - Dharmala Sakti - Menara Batavia - Karet - Kebon Kacang - Tanah Abang - Cideng dan berakhir di Roxy. Panjang rute keseluruhan adalah 9,725 km dengan total 11 stasiun tengah dan 2 stasiun terminus (stasiun ujung).
  2. Jalur hijau (lingkar) dimulai dari stasiun Komdak - Kusuma Candra - Bursa Efek Jakarta - Stadion Gelora Bung Karno - Plaza Senayan - Studio TVRI - Taman Ria Senayan - Gedung MPR/DPR - Pejompongan - Karet - Sudirman - Setiabudi Utara - Kuningan Sentral - Taman - Rasuna Said - Casablanca - Grand Melia dan berakhir di Satria Mandala. Panjang rute keseluruhan adalah 14,275 km dengan total 16 stasiun tengah dan 2 stasiun terminus.

Saat ini, pembangunan mode transportasi monorel di Jakarta masih pada tahap pra-konstruksi atau peninjauan kembali lokasi pembangunan di lapangan, mengingat kondisi terkini lokasi pembangunan yang direncanakan memiliki banyak perbedaan dengan draf dasar rancangan sistem monorel yang telah disusun beberapa tahun yang lalu.

Demikian informasi yang penulis sampaikan kali ini, semoga bermanfaat.

Referensi: Kompas Media

Tulisan terkait: [Laporan] Pameran Monorail Jakarta

2013-07-04

[Informasi] Perubahan Tarif Kereta Api Penumpang Kelas Ekonomi

Berdasarkan pada informasi yang penulis peroleh di mana menunjuk kepada kontrak penyelenggara kewajiban pelayanan publik (Public Service Obligation, PSO) bidang angkutan kereta api pelayanan kelas ekonomi pada tahun anggaran 2013 antara Ditjen Perkeretaapian dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) tertanggal 18 Juni 2013, bahwa untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sedang meningkatkan basic comfort atau Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk semua kereta penumpang kelas ekonomi jarak jauh, menengah maupun jarak dekat dengan menambahkan fasilitas AC atau pendingin udara di setiap unit kereta.

KA dengan relasi jarak dekat berikut ini tidak mengalami perubahan tarif meskipun telah menggunakan fasilitas AC:

  • KA Banten Ekspres relasi Merak-Tanah Abang, tarif Rp 5.000,-
  • KA Krakatau Ekspres relasi Tanah Abang-Merak, tarif Rp 5.000,-
  • KA Cilamaya Ekspres (Patas Purwakarta) relasi Purwakarta-Jakarta Kota, tarif Rp 3.000,-
  • KA Ekonomi Lokal Rangkasbitung relasi Tanah Abang-Rangkasbitung, tarif Rp 2.000,-
  • KA Ekonomi Lokal relasi Parungpanjang-Tanah Abang, tarif Rp 1.500,-
  • KA Ekonomi Lokal Jatiluhur relasi Jakarta Kota-Purwakarta pp, tarif Rp 3.000,-
  • KA Ekonomi Lokal Jatiluhur relasi Jakarta Kota-Cikampek, tarif Rp 2.500,-
  • KA Ekonomi Lokal relasi Purwakarta-Cibatu, tarif Rp 3.500,-
  • KA Ekonomi Lokal Bandung Raya relasi Kiaracondong-Cicalengka, tarif Rp 1.000,-
  • KA Ekonomi Lokal Bandung Raya relasi Cicalengka-Padalarang, tarif Rp 1.500,-
  • KA Penataran relasi Surabaya Kota-Malang-Blitar, tarif Rp 5.500,-
  • KA Dhoho relasi Blitar-Kertosono-Surabaya Kota, tarif Rp 5.500,-
  • KA Penataran relasi Malang-Surabaya Gubeng, tarif Rp 4.000,-
  • KA Ekonomi Lokal relasi Surabaya Pasar Turi-Bojonegoro, tarif Rp 3.000,-
  • KA Ekonomi Lokal relasi Surabaya Kota-Kertosono, tarif Rp 2.000,-
  • KA Ekonomi Lokal relasi Kalibaru-Banyuwangi, tarif Rp 3.500,-
  • KA Pandanwangi relasi Banyuwangi-Jember, tarif Rp 4.000,-
  • KA Probowangi relasi Probolinggo-Banyuwangi, tarif Rp 18.000,-
  • KA Sibinuang relasi Pariaman-Padang, tarif Rp 2.500,- (Divre II Sumatera Barat)
  • KRD Komuter relasi Surabaya Kota-Porong, tarif Rp 2.000,-
  • KRD Komuter relasi Surabaya Kota-Lamongan, tarif Rp 2.000,-
  • KRDI Seminung relasi Kotabumi-Tanjungkarang, tarif Rp 7.500,-
  • KRL non AC khusus Jabodetabek berlaku s/d 31 Agustus 2013 rerata tarif Rp 1.000,- s/d Rp 2.000,- *)

Tarif KA ekonomi jarak jauh dan menengah di bawah ini berlaku untuk pemesanan tiket yang dimulai pada tanggal 5 Juli 2013 untuk keberangkatan per tanggal 1 September 2013.

  • KA Logawa, tarif Rp 50.000,- **)
  • KA Kertajaya, tarif Rp 50.000,- **)
  • KA Brantas, tarif Rp 55.000,- **)
  • KA Kahuripan, tarif Rp 50.000,- **)
  • KA Kutojaya Utara, tarif Rp 40.000,- **)
  • KA Bengawan, tarif Rp 50.000,- **)
  • KA Progo, tarif Rp 50.000,- **)
  • KA Pasundan, tarif Rp 55.000,- **)
  • KA Sri Tanjung, tarif Rp 50.000,- **)
  • KA Gaya Baru Malam Selatan (GBMS), tarif Rp 55.000,- **)
  • KA Matarmaja, tarif Rp 65.000,- **)
  • KA Tawang Jaya, tarif Rp 45.000,- **)
  • KA Serayu, tarif Rp 35.000,- **)
  • KA Kutojaya Selatan, tarif Rp 35.000,- **)
  • KA Tegal Arum, tarif Rp 25.000,- **)
  • KA Tawang Alun, tarif Rp 30.000,- **)
  • KA Rajabasa, tarif Rp 30.000,- (Divre III Sumatera Selatan) **)
  • KA Bukit Serelo, tarif Rp 30.000,- (Divre III Sumatera Selatan) **)
  • KA Puteri Deli, tarif Rp 20.000,- (Divre I Sumatera Utara) **)
  • KA Siantar Ekspres, tarif Rp 20.000,- (Divre I Sumatera Utara) **)
  • KA Madiun-Tanah Abang (MANTAB) fakultatif, tarif Rp 55.000,-
  • KRDE Prameks AC (Sri Wedari), tarif Rp 16.000,-
*) layanan telah dihapus per Agustus 2013, digantikan seluruhnya oleh AC Commuter Line bertarif progresif
**) mengalami perubahan tarif per tanggal 1 Januari 2014 (lihat keterangan tambahan)
  
Keseluruhan tarif yang telah disebut di atas berlaku untuk satu kali perjalanan, relasi yang dinyatakan untuk setiap KA berlaku untuk kedua arah.

Demikianlah informasi yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat.

Keterangan tambahan pemutakhiran/update per 7 November 2013:

Sehubungan dengan belum disepakatinya kontrak untuk layanan kereta api penumpang kelas ekonomi, beberapa jenis kereta api kelas ekonomi jarak jauh dan menengah mengalami perubahan tarif yang berlaku untuk keberangkatan mulai tanggal 1 Januari 2014.

Informasi tentang perubahan tarif beberapa jenis KA ekonomi jarak jauh dan KA ekonomi jarak menengah dapat dibaca pada tulisan berikut ini:


Ketentuan tarif yang telah disebutkan demikian berlaku sampai ada perubahan berikutnya dari pihak PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

2013-06-23

[Laporan] Pameran Monorail Jakarta - ジャカルタモノレール博覧会

Bertepatan dengan hari ulang tahun kota Jakarta yang ke-486 kemarin, telah diselenggarakan pameran produk monorail di wilayah ring 1 Monumen Nasional (Monas) yang mana sistem monorel tersebut diperkirakan akan mulai beroperasi awal tahun 2016. Pada pameran ini, selain prototipe monorel kerjasama dari INKA dan Adi Karya juga dipamerkan maket atau miniatur rute monorel jalur hijau (green line) dan jalur biru (blue line) berikut rangkaian contoh beserta pernik-pernik khas monorel lainnya.

Rangkaian monorel yang digunakan nantinya memenuhi standar Jepang dengan kode JIS E 7105, yang mana dirancang secara aerodinamis dengan mempertimbangkan faktor keselamatan dan kenyamanan pengguna selama perjalanan. Dalam pameran ini, selain melihat-lihat peta rencana pembangunan, data teknis, brosur informasi dan model miniatur monorel, pengunjung juga diperbolehkan untuk mencoba menaiki bagian dalam prototipe monorel yang disediakan berupa 2 rangkaian contoh dari INKA dan buatan Changchun Rail Industry yang desainnya menyerupai KRL Tokyo Metro seri 15000. Sistem monorel yang akan beroperasi diketahui menggunakan konsep APMS (Automated People Mover System).

Berikut ini adalah dokumentasi yang penulis peroleh:

Maket rute | 路線雛型

Peta 2 dimensi | 2次元路線地図

Kabin masinis monorel asal Cina | 中国からモノレール運転台

Interior | 車内

Bagian persambungan | 幌

Model miniatur monorel | モノレール型

Monorel INKA | INKAモノレール

Kabin masinis | INKA製造運転台

Interior | INKA製造車内

Peta rute rencana monorel | 路線計画地図

Demikianlah informasi yang penulis sampaikan mengenai pameran monorel ini, semoga bermanfaat.

Sumber dokumentasi | 写真原因: Satoshi Takagi

2013-06-09

Armada Monorel Jakarta dari Negeri China - 中国からのジャカルタモノレール車両

Belum lama ini penulis mendapat kabar bahwa terdapat beberapa unit monorel yang didatangkan dari negeri tirai bambu yang telah tiba di pelabuhan Pasoso, untuk selanjutnya dibawa ke Lapangan Banteng.

Monorel yang didatangkan ini terdiri atas 6 unit kereta bermotor traksi dengan konfigurasi 2 unit kereta berkabin masinis dan 4 kereta tengah. Seluruh unit terbuat dari bodi alumunium alloy seperti halnya rangkaian KA eks Tokyo Metro seri 05, dengan tegangan kerja 1.500 V arus searah (DC). Seluruh unit menggunakan skema 2 pasang pintu model daun ganda di setiap sisinya untuk keluar masuk pengguna.

Sejauh ini belum diketahui kapan dan di rute mana monorel ini akan mulai dioperasikan, mengingat jalurnya pun masih dalam tahap pembangunan.

Berikut ini adalah dokumentasi bentuk dan spesifikasi monorel yang penulis peroleh:

 Kereta tengah, dilihat dari samping | 中間車



Keterangan data teknis | 技術データ

Demikian informasi yang dapat penulis sampaikan, semoga bermanfaat.

Sumber foto | 写真原因: Mulyadi Salim

2013-05-22

Jadwal Perjalanan KA Komuter Daop VI Yogyakarta Per 1 April 2013

Pada kesempatan ini penulis memberikan kembali jadwal perjalanan KA komuter di luar KRL Jabodetabek (dengan sarana kereta rel diesel/KRD), di mana pada tulisan ini diberikan jadwal yang berlaku untuk Daop VI Yogyakarta sesuai dengan Gapeka 2013 yang mulai efektif diterapkan sebulan yang lalu.

Berikut ini adalah jadwal perjalanan untuk daerah Yogyakarta dan sekitarnya:

1. Rute Solo Balapan - Yogyakarta - Kutoarjo


2. Rute Kutoarjo - Yogyakarta - Solo Balapan dan ekstensi khusus Madiun Jaya ke arah Daop VII Madiun


 Klik setiap gambar untuk memperbesar dan/atau menyimpannya di kandar/penyimpanan lokal Anda.

Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kekeliruan dalam jadwal yang tercantum dalam tulisan kali ini.

Demikian informasi yang penulis berikan, semoga bermanfaat.

2013-05-07

Jadwal Perjalanan KA Komuter Daop II Bandung Per 1 April 2013

Pada kesempatan ini penulis akan mulai memberikan jadwal perjalanan KA komuter selain KRL Jabodetabek, di mana kali ini adalah jadwal yang berlaku untuk Daop II Bandung sesuai dengan Gapeka 2013 yang mulai efektif diterapkan sebulan yang lalu.

Berikut ini adalah jadwal perjalanan KRD Patas dan KRD ekonomi untuk daerah Bandung dan sekitarnya:

1. Rute Cicalengka-Bandung-Padalarang


2. Rute Padalarang-Bandung-Cicalengka


Klik setiap gambar untuk memperbesar dan/atau menyimpannya.

Catatan: Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kekeliruan dalam jadwal yang telah diberikan.

Demikian informasi yang penulis berikan, semoga bermanfaat.

2013-04-02

Jadwal Perjalanan KA Penumpang Per 1 April 2013 (Wilayah Sumatera)

Kali ini penulis akan memberikan jadwal operasi KA penumpang reguler yang ada di wilayah Sumatera Utara dan Sumatera Selatan - Lampung per 1 April 2013 yang lalu.

Untuk jadwal KA penumpang di wilayah Jawa silakan menuju tautan berikut:

Jadwal Perjalanan KA Penumpang Per 1 April 2013 (Wilayah Jawa)

Jadwal yang penulis berikan ini tidak termasuk jadwal KA jarak dekat (komuter), KA fakultatif dan KA wisata, yang akan diberikan dalam tulisan tersendiri.

Berikut ini adalah jadwal perjalanan KA untuk wilayah Sumatera, yang dibagi per divisi regional (divre):

1. Divre I Sumatera Utara

 
2. Divre III Sumatera Selatan & Lampung

 

Untuk Divre II Sumatera Barat penulis belum memperoleh informasi jadwal KA reguler yang dioperasikan, sehingga belum dapat penulis sertakan dalam tulisan ini.

Anda dapat mengunduh jadwal elektronik resmi dari PT. KAI (Persero) pada tautan berikut ini:

Situs Resmi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Demikianlah informasi yang dapat penulis berikan pada kesempatan ini, semoga bermanfaat.

2013-04-01

Jadwal Perjalanan KA Penumpang Per 1 April 2013 (Wilayah Jawa)

Setelah penulis memberikan jadwal perjalanan KRL Jabodetabek-Serpong yang berlaku mulai hari ini 1 April 2013, kali ini penulis akan memberikan nomor perjalanan KA penumpang jarak jauh dan jarak menengah yang juga berlaku per 1 April 2013 secara berseri, mulai dari wilayah Jawa (Daop I Jakarta hingga Daop IX Jember), dan berikutnya wilayah Sumatera (Divre I Sumatera Utara & Divre III Sumatera Selatan).

Jadwal yang disajikan berikut ini tidak termasuk jadwal KA jarak dekat (komuter) non KRL dan KA fakultatif, yang akan diberikan dalam bagian tersendiri.

Berikut ini adalah jadwal KA jarak jauh dan jarak menengah sesuai Grafik Perjalanan KA 2013:

1. Kelas Eksekutif Argo


2. Kelas Eksekutif Satwa, Kelas Campuran dan Kelas Bisnis



3. Kelas Ekonomi AC


4. Kelas Ekonomi Non AC


Klik setiap gambar untuk memperbesar ukuran dan/atau menyimpannya.

Keterangan:
*** = Kelas campuran eksekutif, bisnis dan ekonomi dengan kereta makan/restorasi kelas bisnis

Anda dapat mengunduh jadwal elektronik resmi dari PT. KAI (Persero) pada tautan berikut ini:

Situs Resmi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

>> (bersambung ke jadwal berikutnya)

Catatan: Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kekeliruan dalam jadwal yang telah diberikan.

Pemberitahuan per 1 April 2013 (update per 19 Juli 2013):

Untuk KA-KA yang namanya tercantum berikut ini pengguna tidak diperkenankan untuk naik dari stasiun Surabaya Kota, namun dapat memesan atau melakukan reservasi tiket melalui stasiun bersangkutan:
  • KA Argo Willis
  • KA Turangga
  • KA Bima
  • KA Sancaka
  • KA Mutiara Timur
  • KA Mutiara Selatan
  • KA Gaya Baru Malam Selatan
  • KA Pasundan
Dalam hal ini pengguna dapat melakukan prosedur pengecekan saat keberangkatan melalui stasiun Surabaya Gubeng (baru) untuk kelas eksekutif dan bisnis serta stasiun Surabaya Gubeng (lama) untuk kelas ekonomi non AC dan ekonomi AC.

2013-03-05

Operasi Perdana KRL INKA I-9000 - I-9000系最初運転

Belum lama ini, PT. KAI Commuter Jabodetabek memutuskan untuk mengoperasikan rangkaian KRL buatan INKA yaitu I-9000 Bombardier KfW dalam rangka uji coba operasional di lintas Tangerang dan Serpong.

Rangkaian I-9000 yang diujicobakan sendiri terdiri dari 8 unit kereta di mana 2 rangkaian 4 kereta yaitu rangkaian ke-9 dan ke-10 digabungkan menjadi 1 rangkaian, yang mana penunjuk jurusan sudah diaktifkan sesuai dengan lintas di mana KRL tersebut dioperasikan.

Mengingat penulis sudah pernah membahas luar dalam mengenai jenis KRL ini, penulis hanya akan menjelaskan saat-saat awal pengoperasiannya, di mana KRL ini setelah dioperasikan di jalur Tangerang juga direncanakan untuk digunakan sebagai KRL uji coba petak Parungpanjang-Maja, namun karena kendala teknis yang dialami maka KRL ini hanya dioperasikan sampai stasiun Parungpanjang dan juga sempat mengalami gangguan sistem kelistrikan.

Berikut ini salah satu dokumentasi yang diperoleh penulis dari sumber terpercaya:

Pengoperasian perdana I-9000
I-9000最初デビュー

Sebagai informasi tambahan, sejauh ini proyek jalur ganda/double track di lintas Tangerang sendiri memasuki tahap penyempurnaan, yang diharapkan uji coba akan dilangsungkan sesegera mungkin. Selain itu, proyek tersebut juga mempersiapkan proyek KA bandara Soekarno-Hatta yang nantinya akan melalui lintas ini.

Demikian informasi yang penulis sampaikan saat ini, semoga bermanfaat.

Sumber dokumentasi/画像原因 : Satoshi Takagi

2013-03-04

KRL Holec AC - 新Holec冷房電車

Pada kesempatan di awal bulan ini penulis akan menjelaskan tentang KRL Holec berpendingin udara (AC) yang sampai hari ini masih berada di kompleks pabrik PT. INKA (Industri Kereta Api) Madiun.

KRL Holec dengan pendingin udara ini merupakan hasil modifikasi INKA dari KRL Holec versi sebelumnya buatan tahun 1997 yang kehandalannya diragukan sebagai KRL ekonomi tanpa pendingin udara. Modifikasi yang dilakukan meliputi pemasangan AC, perubahan bentuk muka kabin masinis, corak depan dan samping, selain itu juga komponen kelistrikan turut dimutakhirkan dengan penggunaan berbagai perangkat baru.

Dari segi interior juga banyak mengalami perubahan, yaitu penggunaan kursi busa seperti di interior KRL I-9000 yang menggantikan kursi plastik keras sejak era 1997, perbaikan sistem pemberitahuan dari kabin masinis dan juga pemasangan penampil jurusan yang menyerupai penampil jurusan di KRL-I.

Tidak kalah pentingnya juga adalah perubahan stamformasi atau urutan rangkaian, di mana dari sebelumnya yang tak berpendingin udara memiliki formasi 4 kereta kini berubah menjadi formasi 8 kereta per rangkaian, dengan menambahkan 2 unit kereta pengikut/trailer (T) dan 2 unit kereta penggerak (M) selain dari 2 unit kereta berkabin (TC) dan 2 unit kereta penggerak lainnya, sehingga formasinya menyerupai formasi eks JR East seri 203 versi PT. KAI Commuter Jabodetabek yaitu 4M4T dengan konfigurasi TC1-M1-M2-T-T-M3-M4-TC2. Semua kereta berpenggerak traksi kabarnya dilengkapi dengan pantograf jenis single arm, sementara 2 kereta trailer yang diikutsertakan sebenarnya merupakan modifikasi dari kereta berpenggerak dengan menghilangkan semua komponen traksi pada kereta tersebut.

Berikut ini dokumentasi yang penulis peroleh dari salah satu sumber:

Eksterior dengan warna baru
塗装外観

Interior dengan penunjuk jurusan
内装、行先使用

Direncanakan KRL ini akan mulai diuji coba di lintas Jabodetabek sekitar bulan Maret atau April tahun ini, di mana untuk tanggal dan lintas tempat uji coba yang sesungguhnya sejauh ini masih belum diketahui pasti.

Hingga saat tulisan ini dimuat, baru diketahui 1 rangkaian pertama yang sudah dalam tahap penyelesaian akhir dan siap untuk diujicobakan.

Demikianlah informasi yang dapat penulis berikan saat ini, semoga bermanfaat.

---- Pemutakhiran/update per 9 Juni 2013 ----

Rangkaian pertama sudah tiba di stasiun Tanjung Priok dengan pengiriman PLB 8029, dengan rincian formasi sebagai berikut:

K3 1 00 07 (TC1) eks KL3-2000208
K3 1 97 12 (M1) eks KL3-97233 (<)
K3 1 97 06 (M2) eks KL3-97231 (<)
K3 1 97 13 (T1) eks KL3-97234
K3 1 97 37 (T2) eks KL3-97250
K3 1 00 08 (M3) eks KL3-2000207 (>)
K3 1 97 04 (M4) eks KL3-97229 (>)
K3 1 97 09 (TC2) eks KL3-97246

Tanda (<) dan (>) menunjukkan arah hadap pantograf berjenis lengan tunggal (single-arm).


Sumber dokumentasi/画像原因 : Adit BN Holec

2013-01-27

Selamat Datang, CC 206! - CC 206ディーセル機関車へようこそ!!

Baru-baru ini di kalangan perkeretaapian Indonesia sedang terjadi euforia yang disebabkan oleh kedatangan jenis lokomotif baru yaitu CC 206 yang mana 6 unit pertamanya diproduksi di pabrik General Electric yang berlokasi di Pennsylvania, Amerika Serikat.

Jenis lokomotif diesel elektrik terbaru milik PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ini memiliki 2 bogie dengan konfigurasi UIC Co' Co' yaitu 3 as roda untuk setiap bogie. Perbedaan dengan lokomotif diesel elektrik GE lainnya dengan jenis yang sama adalah lokomotif ini memiliki 2 kabin masinis di ujung muka dan belakang seperti halnya lokomotif listrik seri EF di Jepang, yang mana lokomotif buatan GE sebelumnya hanya memiliki satu kabin masinis di ujung depan.

Berikut ini salah satu dokumentasi dari seorang penggemar KA:

CC 206 double cabin | 機関車の二重運転台

Proses pengiriman/積載

Data teknis lokomotif CC 206 ini adalah sebagai berikut:

1. Panjang/全長: 19.000 mm (19 m)

2. Massa/質量: 85 ton

3. Jenis mesin/機関形式: GE 7FDL-8 dengan ECU

4. Keluaran daya mesin/機関出力: 2.165 HP

5. Jenis alternator/交流発電型: 5GTA11H1

6. Jenis motor traksi/モーター型: 5GE671A22

7. Jenis auxiliary generator/補助発電型: 5GY27L2

8. Pengendali/制御装置: Brightstar CCA

9. Kapasitas tangki/タンク容量: 3.000 liter

10. Diameter roda/車輪径: 914 mm

11. Gaya tarik maksimum/最高引張力: 124 kN

12. Gaya tarik kontinu/連続重力: 206 kN

13. Kode pabrikan/製造番号: CM20-EMP

14. Sistem transmisi daya/電力伝送: AC-DC/交流 - 直流モーター

Unit pertama yang belum lama ini didatangkan melalui pelabuhan Tanjung Priok dan dibawa dengan trailer menuju Balai Yasa Pengok Yogyakarta adalah CC 20601 (CC 206 13 01). Lokomotif ini dirancang sebagai lokomotif multifungsi yang dapat digunakan sebagai penarik rangkaian kereta api penumpang maupun barang seperti halnya CC 300.

Demikianlah informasi yang dapat penulis berikan saat ini, semoga bermanfaat.


Sumber dokumentasi/画像原因: Priyo Kereta Api & portal semboyan35.com

Tambahan/追加:

Jumlah unit pertama yang didatangkan ke pulau Jawa adalah sebanyak 6 unit, yang memiliki nomor seri CC 20601 (CC 206 13 01) sampai CC 20606 (CC 206 13 06).

2013-01-05

KRD Bandara Kuala Namu - クアラナム空港の気動車

Pada kesempatan ini penulis akan menjelaskan tentang uji coba 4 unit KRD atau kereta rel diesel jenis Nippon Sharyo MCW 302 yang dipersiapkan untuk melayani jalur KA bandara Medan - Kuala Namu di wilayah operasi divisi regional (Divre) I Sumatera Utara.

4 unit KRD tersebut merupakan rangkaian yang mana salah satu unit keretanya diketahui berasal dari rangkaian KRD komuter Surabaya-Sidoarjo (SuSi), satu unit lainnya berasal dari rangkaian KRD Kaligung Bisnis dan dua unit lainnya masih belum jelas asalnya.

Rangkaian KRD ini mengalami proses retrofit di Balai Yasa Manggarai dengan merombak total konstruksi jendela samping dan interior, serta diikuti pemasangan AC untuk memenuhi standar KRD kelas eksekutif. Bentuk kursi yang digunakan mirip dengan yang ada pada KRDI Madiun Jaya AC atau Cepu Ekspres dengan motif tampak depan dari batangan rel. Selain itu, terdapat juga kotak warna hitam untuk menempatkan nomor ala Dirjen Perkeretaapian sesuai kode kelas dan jenis kereta.

Uji coba dilakukan sebanyak dua kali, di mana belum lama ini diuji dengan rute Manggarai-Bogor seperti halnya pengujian KRL.

Dokumentasi dari Bpk. Budi Surono:

Eksterior | 外観

Interior | 内装

KRD ini digunakan untuk membantu unit KRDE eks Kaligangsa Ekspres yang sudah lebih dulu dikirimkan ke Medan, yang mana pengoperasiannya direncanakan akan dibantu oleh unit KRD lain buatan Woojin, produsen dari Korea yang sejauh ini masih dalam tahap perencanaan.

Sebagai informasi, wilayah Medan sendiri pada masa PJKA-Perumka pernah memperoleh alokasi unit MCW 302 kelas ekonomi dari Jawa yang dioperasikan sebagai KRD Sri Langkat, akan tetapi karena perawatan yang kurang baik serta terjadi pemforsiran unit yang menyebabkan kerusakan sistem traksi penggerak, maka KRD-KRD tersebut saat ini telah diubah menjadi kereta penumpang biasa, kereta bagasi dan kereta pembangkit listrik yang kesemuanya ditarik lokomotif.

Demikianlah informasi yang dapat disampaikan kali ini, semoga bermanfaat.

2012-11-28

Jakarta Monorail Project - ジャカルタモノレール計画

Belum lama ini, berdasarkan informasi dari beberapa sumber terpercaya, telah didesain prototipe awal untuk armada sistem monorel di Jakarta yang diperkenalkan kepada gubernur wilayah provinsi DKI Jakarta.

Monorel sendiri merupakan mode transportasi layaknya kereta api yang terdiri dari sistem jalur tunggal, di mana pada umumnya menggunakan jalur yang dibangun dari beton dan roda karet, meskipun ada juga yang menggunakan sistem rel konvensional dari baja atau levitasi magnetis (maglev).

Monorel memiliki dua jenis posisi, yaitu straddle beam (kereta berjalan di bagian atas) dan suspended beam (kereta berjalan di bagian bawah). Untuk monorel di Jakarta digunakan jenis yang pertama, karena komponen penggeraknya berada di bagian bawah unit.

Prototipe monorel untuk Jakarta tersebut dirakit oleh PT. Melu Bangun Wiweka dengan kode seri UTM-125, direncanakan memiliki 5 unit kereta per rangkaian dengan kapasitas kereta 125 penumpang per unit. Desain jalurnya sendiri dikerjakan oleh PT. Adhi Karya yang merupakan BUMN di bidang konstruksi.

Gambaran prototipe monorel tersebut:

Eksterior | 外観

Interior | 内装

Penjelasan | 説明

Hingga saat tulisan ini dimuat, desain monorel tersebut bukanlah merupakan desain final, karena pihak produsen masih menunggu desain dari PT. LEN mengenai sistem pengendalian dan kelistrikan.

Demikian informasi yang dapat disampaikan saat ini, semoga bermanfaat.

Sumber informasi: Monorail Solution

2012-09-28

Rencana Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek & Rangkaian Khusus Wanita

Seperti yang pernah penulis janjikan sebelumnya, kali ini penulis membahas secara khusus tentang dua isu yang akhir-akhir ini menjadi sorotan pengguna KRL Jabodetabek, yaitu kenaikan tarif KRL sebesar Rp 2.000 (dua ribu rupiah) untuk setiap jurusan dan pemberlakuan rangkaian khusus bagi pengguna wanita yang keduanya akan berlaku mulai 1 Oktober mendatang.

Pertama, pemberlakuan kenaikan tarif sebesar Rp 2.000 untuk setiap relasi perjalanan, dengan rincian sebagai berikut (dapat juga dilihat pada poster di bawah ini):


Bogor - Jakarta Kota/Jatinegara pp (ボゴル - ジャカルタコタ・ジャティネガラ) = 9.000 rupiah/ルピア
Bogor - Depok pp (ボゴル - デポック) = 8.000 rupiah/ルピア
Depok - Jakarta Kota/Jatinegara pp (デポック - ジャカルタコタ・ジャティネガラ) = 8.000 rupiah/ルピア
Bekasi - Jakarta Kota pp (ブカシ - ジャカルタコタ) = 8.500 rupiah/ルピア
Tangerang - Duri pp (タンゲラン - デゥリ) = 7.500 rupiah/ルピア
Parungpanjang/Serpong - Tanah Abang pp (パルンパンジャン・セルポン - タナアバン) = 8.000 rupiah/ルピア

Hingga saat ini, banyak sekali pihak yang meragukan realisasi janji dari PT. KCJ setelah sistem tarif yang baru ini diberlakukan, terlebih karena kondisi sarana dan prasarana yang dinilai kurang memadai. Selain itu masalah ketepatan waktu, frekuensi gangguan wesel, gangguan kelistrikan, gangguan persinyalan dan berbagai jenis gangguan lainnya masih menjadi pertimbangan pengguna KRL dalam menentukan perubahan tarif seperti di atas.

Kedua, rangkaian khusus pengguna wanita merupakan satu set rangkaian KRL yang keseluruhan ruang pengguna dalam unit keretanya diperuntukkan bagi pengguna wanita. Rangkaian yang dikhususkan tersebut tidaklah menghapus keberadaan unit kereta khusus pengguna wanita pada rangkaian reguler lainnya, hanya saja rangkaian tersebut menempati 4 jadwal yang sebelumnya digunakan oleh rangkaian reguler dengan kereta khusus wanita di kedua ujungnya.

Berikut ini adalah jadwal perjalanan dari rangkaian khusus pengguna wanita (josei senyoo hensei/女性専用編成) yang penulis peroleh dari sumber terpercaya:


Terlihat pada lampiran jadwal di atas bahwa 4 perjalanan dari rangkaian khusus pengguna wanita atau RKW ini merupakan KLB atau nomor perjalanan baru, sementara 4 lainnya mengambil dari jadwal perjalanan rangkaian reguler. RKW ini kemungkinan juga bisa berlaku untuk rute lainnya, namun pada tahap uji coba baru akan diterapkan untuk relasi Bogor saja.

Hal yang penulis khawatirkan dari pelaksanaan sistem RKW ini adalah apabila terjadi gangguan pada lintas di mana salah satu armada mengalami kerusakan atau gangguan teknis, dan di belakang armada tersebut dijalankan RKW maka ada kemungkinan pengguna KRL yang tidak sabar menunggu secara bersamaan akan segera berpindah ke RKW tersebut sehingga RKW tak ubahnya seperti KRL ekonomi jurusan Bogor-Jakarta yang setiap harinya dijubeli pengguna yang naik di atap dan mengganjal pintu setiap unit kereta, mengingat rangkaian KRL AC reguler yang berada di belakang armada (KRL ekonomi/KRL AC) yang mengalami gangguan selama ini selalu menjadi korban dari ketidaksabaran pengguna yang terlanjur kesal akibat adanya gangguan pada lintas sementara mereka harus mengejar waktu untuk dapat sampai ke tujuan.

Demikianlah dua bahasan utama KRL Jabodetabek yang dapat penulis berikan pada saat ini, semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Tak lupa penulis mengucapkan selamat hari jadi ke-67 untuk PT. Kereta Api (Persero) yang ditetapkan hari ini berdasarkan tanggal berdirinya DKA (Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia) sebagai pionir yang mengelola hasil nasionalisasi aset perkeretaapian dari pihak Dai Nippon sejak 28 September 1945.