Selamat Datang! Anda adalah pengunjung ke - ようこそ! あなたは人目のお客様に:

Tampilkan postingan dengan label KRL Jabodetabek - ジャボデタベク通勤電鉄. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KRL Jabodetabek - ジャボデタベク通勤電鉄. Tampilkan semua postingan

2014-07-12

Selamat Datang, JR East Seri 205 Eks Lintas Yokohama! (Bagian Pertama)

Mengawali akhir pekan bulan Juli, kali ini saya WH melaporkan pada seluruh pembaca blog ini bahwa satu rangkaian KRL eks lintas Yokohama seri 205 dengan kode rangkaian KuRa H21 telah tiba di pelabuhan Tanjung Priok pada hari di mana artikel ini ditulis, dengan formasi 8 kereta per rangkaian, di mana salah satu unit keretanya memiliki konfigurasi pintu 6 buah di setiap sisinya.

In this weekend of July, I gives for all fellow blog readers latest report that an ex-Yokohama line 205 series electric multiple unit set arrived today on Tanjung Priok harbour, which has 8 wagon formation included with a 6 doors pair unit.

Pengiriman set rangkaian untuk memenuhi kebutuhan operasi KRL Jabodetabek ini dilakukan sejak bulan lalu di mana keseluruhan 8 unit yang tiba satu demi satu diturunkan perlahan ke atas trailer pengangkut yang selanjutnya dibawa ke stasiun angkutan barang Pasoso, dan kemudian ditarik menuju Balai Yasa Manggarai atau dipo Bukit Duri.

The shipping process for this set began last month to fulfill Jabodetabek commuter line passenger service target where all 8 units brought to Pasoso terminal freight station, then pulled by helper extra service to Manggarai or Bukit Duri depot.

Berikut ini beberapa gambaran kedatangan rangkaian seri 205 dari Yokohama:
This is some images about ex-Yokohama line 205 series arrival on Pasoso station:

Seri 205 eks Yokohama, di atas trailer
Ex 205 series from Yokohama line, carried by multi-tyre trailer

Seri 205 eks Yokohama, sukses diturunkan ke rel
Ex 205 series from Yokohama line, successfully unloaded on Pasoso

Formasi KuRa 21/KuRa 21 formation:

TC2 KuHa 204-81 (1) trailer berkabin/driving cabin trailer unit
TN MoHa 204-121 (2) trailer tengah dengan 6 pintu di setiap sisi/coupled 6-doors pair middle trailer unit
M2 MoHa 204-222 (3) dengan motor listrik/with electric motors
M1 MoHa 205-222 (4) dengan motor listrik dan pantograf/with electric motors & pantograph
T SaHa 205-141 (5) trailer tengah/coupled middle trailer unit
M2 MoHa 204-221 (6) dengan motor listrik/with electric motors
M1 MoHa 205-221 (7) dengan motor listrik dan pantograf/with electric motors & pantograph
TC1 KuHa 205-81 (8) trailer berkabin/driving cabin trailer unit

Sumber informasi dan data gambar/Information and image source: - Suro RF -

Demikianlah laporan ini saya tuliskan sebagaimana mestinya, semoga ada manfaatnya.
This is the end of my report today, hopefully gives benefit for readers here.

- W. H.

2014-05-30

[Info] Jadwal (Timetable) KRL Commuter Jabodetabek Per 01-06-2014

Sehubungan dengan adanya perubahan jadwal KRL Jabodetabek yang akan diberlakukan terhitung mulai 1 Juni 2014 dengan jumlah perjalanan yang diperbanyak, saya selaku pengurus di blog ini menyediakan akses jadwal terbaru yang dapat anda unduh dan anda cetak secara swadaya.

Informasi jadwal tersebut dapat dilihat pada tautan berikut ini.

Please note that on June 1, 2014 and afterwards the Jabodetabek commuter train timetable will change with more additional trips on a day. As a contributor, I hereby provide simple access to latest timetable list that you can download and print it for yourself.

More information about the new timetable is given on this link below.


Demikianlah informasi ini saya sampaikan, semoga bermanfaat.

This concludes new timetable information, hopefully gives benefit for all readers.

- WH -

2014-05-16

Trial Run JR East Seri 103 - PT. KCJ Pattern Body

Salam sejahtera untuk pembaca sekalian! Saya mohon maaf karena sudah lama tidak mengisi tulisan di blog ini, karena kegiatan ujian yang cukup menguras tenaga dan pikiran. Berhubung pemilik blog ini sibuk dengan pekerjaannya maka saya yang bertugas untuk menuliskan kabar terbaru seputar KRL Jabodetabek.

Hello everyone readers! I apologise for not writing articles on this blog for some few months before since exams give me enough time to focus on study. According to latest news, the blog owner still have other business outside, yet then I have responsibility to post new articles for Jabodetabek railways.

Kali ini saya akan membawakan berita tentang uji coba KRL eks JR East seri 103 yang hari ini dijalankan, dan uniknya kali ini tidak lagi menggunakan warna dominan putih pada bodinya seperti dahulu, tetapi menggunakan warna dominan merah disertai corak garis kuning di bagian tengah. Model pola warna KRL yang baru saja selesai menjalani perawatan berkala ini serupa dengan pola warna KRL seri 203 atau 205, hanya saja untuk warna petunjuk kereta khusus wanita masih menggunakan warna aslinya yaitu ungu.

In this part, I give you news about ex 103 train formation from JR East that has entering trial run session today after performing regular periodic maintenance for a while, with some unique part that the train set had not used white-dominant colour pattern anymore, red-dominant pattern with yellow stripe on the centre body just used instead. This pattern model remembers me with 203 series or 205 series pattern type, with exception that women-only unit sign still using purple pattern.

Rangkaian yang diuji adalah rangkaian E21 dan E22 yang digandengkan menjadi satu rangkaian, dengan formasi berikut ini:

Tested train formation uses E21 and E22 formation combined to a couple formation, train types given below:

- E21 -
TC 103-597 (Arah Bogor/Direction to Bogor)
T 103-246
M' 102-231
MC 103-105 (Kabin tidak dipakai/Unused driving cab)

- E22 -
TC' 103-384 (Kabin tidak dipakai/Unused driving cab)
M' 102-810
M 103-654
TC 103-359 (Arah Jakarta/Direction to Jakarta)

Seperti inilah keadaan seri 103 saat ini:

This image describes the 103 series train formation looks like:

Seri 103, warna KCJ di stasiun Manggarai
103 series, KCJ colour on Manggarai station

Sumber informasi dan data gambar/Information and image source: - Bennie -

Demikianlah informasi ini saya tuliskan apa adanya, semoga ada manfaatnya.
This is the end of my report article, hopefully gives benefit for readers here.

- W. H.

2014-03-06

JR East 205 Series First Operation Debut!

The March is just started! This Jabodetabek Electric Railway Centre had brought some new improvements to increase quality of written articles here. For 1 March ago and later, the author of this web log ordered me to give both Indonesian and English language service to help foreign visitors more easier when reading an article.

Back to the topic, two of all 205 series train sets from JR East had started passenger revenue service since yesterday, where Bogor (south) and Bekasi (east) lines both are chosen for this purpose because of their high readiness level to gather 10 cars formation. First Bogor line service was held by HaE 15, then Bekasi line followed by HaE 11 train set.

This is the end of series 205 debut report, hopefully this article useful for the readers. 

The courtesy image can be shown on the last section below.

Bulan Maret sudah dimulai! Blog Jabodetabek Electric Railway Centre ini telah mengalami berbagai pengembangan untuk meningkatkan kualitas artikel yang tertulis di sini. Sejak 1 Maret yang lalu, pemilik blog ini telah memberi instruksi bagi saya untuk memberikan tulisan dalam format dwibahasa untuk mempermudah orang asing dalam membaca setiap tulisan yang ada.

Kembali ke bahasan utama, seri 205 dari JR East belum lama ini telah mulai melakukan operasi perdananya sejak kemarin, di mana jalur Bogor dan Bekasi dipilih untuk itu karena memiliki kesiapan yang tinggi untuk menampung formasi 10 kereta. Di jalur Bogor mulai dioperasikan rangkaian HaE 15, sementara untuk jalur Bekasi tersedia HaE 11.

Sekian untuk laporan debut seri 205 ini, sampai bertemu di lain kesempatan dan semoga ada manfaatnya untuk pembaca.

Seperti inilah gambaran seri 205 yang sudah beroperasi:

Series 205 HaE 11 first debut, featuring Djoko Vision on Bekasi***
Debut awal seri 205 HaE 11, bersama Djoko Vision di Bekasi***

*** Picture courtesy of Suro RF

2014-01-15

Selamat Datang, JR East Seri 205 Eks Lintas Saikyo! (Bagian 4)

Tiga hari yang lalu tepatnya tanggal 12 Januari 2013, saya mendengar kabar bahwa 3 set eks JR East seri 205 sudah turun dari kapal pengangkutnya di pelabuhan Tanjung Priok. 3 set tersebut menurut pemilik blog ini yang sempat saya hubungi lewat fasilitas pesan teks instan mempunyai kode set yaitu HaE 1, HaE 20 dan HaE 31, yang mana 3 set ini menambah jumlah armada yang telah datang dari 10 menjadi 13 set. 5 set sisanya masih dalam perjalanan menuju Jakarta.

Proses penurunan berjalan lancar di mana keseluruhan set yang tiba satu demi satu diturunkan ke atas trailer yang selanjutnya dibawa ke stasiun Pasoso, dan kemudian ditarik menuju dipo Bukit Duri dan Balai Yasa Manggarai.

Salah satu gambaran mengenai penurunan KRL seri 205 belum lama ini:

Penurunan KRL seri 205 dengan 6 pintu

Di kesempatan mendatang, pemilik situs blog ini akan memberitahukan berbagai hal menarik tentang seri 205 ini sesuai dengan apa yang diketahuinya.

Demikian informasi yang bisa saya sampaikan, semoga ada manfaatnya untuk semua pembaca.

Sumber informasi dan foto dari Humas PT. KAI wilayah Jakarta

Catatan tambahan:

Bagi siapapun yang menganggap saya dan pemilik blog ini itu adalah orang yang sama, itu sungguh suatu hal yang sangat keliru. Saya hanyalah penulis lepas yang kebetulan berkunjung, mengirim permohonan untuk ikut menulis di sini dan diterima apa adanya, sekarang ini saya sepenuhnya menggantikan tugasnya dalam pemberitaan terbaru tentang kereta api di Jakarta dan sekitarnya.

2013-12-17

Selamat Datang, JR East Seri 205 Eks Lintas Saikyo! (Bagian Ketiga)

Belum lama ini, saya menerima kabar bahwa pada pengiriman KRL eks JR East seri 205 yang keempat ini ada satu hal yang berbeda dibandingkan pengiriman sebelumnya, yaitu salah satu dari 2 rangkaian yang diturunkan dari kapal kargo pengangkut adalah rangkaian yang semua unitnya memiliki 4 pintu di bagian samping kiri dan kanan, dengan model formasi yang sama persis seperti KRL seri 203.

Rangkaian yang saya maksudkan itu bernomor HaE 26 atau ada juga yang menyebutkan sebagai rangkaian 204-137F, di mana sama sekali tidak terdapat satu pun unit yang memiliki 6 pintu di antaranya, dengan kata lain sama seperti seri 205 yang pernah dijalankan di jalur Keiyo (hanya saja warna stripnya adalah hijau, bukan merah muda). Perlu diketahui bahwa rangkaian HaE 26 ini adalah satu-satunya rangkaian terkirim dengan sepenuhnya terdiri dari unit 4 pintu untuk saat ini, dan tidak menutup kemungkinan akan ada rangkaian serupa yang akan dikirim pada kesempatan berikutnya.

Berikut ini penampakan rangkaian yang dimaksud:

Rangkaian HaE 26 dan lokomotif CC 201

Rangkaian lainnya yang dikirim bersamaan dengan rangkaian HaE 26 adalah HaE 23 yang memiliki unit dengan 6 pintu seperti pada pengiriman yang sudah-sudah.

Demikianlah apa yang bisa saya laporkan saat ini, semoga informasi ini bermanfaat.

Sumber dokumen: Syahri Rochmat
Penulis: Wawan

2013-12-09

[Berita] Kecelakaan di Perlintasan Kereta Api Pondok Ranji

Pada hari ini datang berita yang kurang mengenakkan dari jalur Serpong, di mana rangkaian KRL eks Tokyo Metro 7000 dengan nomor bodi 7121F menabrak sebuah truk tangki berisi elpiji di perlintasan sebidang bernomor 57A yang tidak jauh letaknya dari stasiun Pondok Ranji sekitar pukul 11.31 WIB, yang mengakibatkan truk elpiji yang ditabrak seketika terbakar di lokasi. Kondisi KRL yang menabrak pun tidak lebih baik, unit kereta paling depan nomor 7121 juga terguling keluar dari rel ke arah kanan karena kerasnya benturan.

Hingga saat berita ini ditulis, data korban sementara menyebutkan 2 penumpang wanita, sopir truk dan masinis tewas di tempat, asisten masinis serta teknisi rangkaian mengalami luka-luka serius dan jalur ke arah Serpong sampai Merak untuk sementara ditutup untuk lalu lintas kereta api dari kedua arah.

Menurut berbagai sumber terpercaya, sopir truk diketahui menerobos palang pintu perlintasan ketika rangkaian KRL seri 7121F tersebut tiba-tiba melintas dan langsung menghantam bagian samping truk tangki hingga menimbulkan percikan api yang menyambar persediaan bahan bakar dalam truk, sehingga menimbulkan ledakan dan muatan yang berupa gas menyebar sebagai kobaran api yang besar.

Berikut ini gambaran keadaan lokasi setelah terjadinya benturan:




Kondisi rangkaian 7121 dan truk tangki yang ditabrak di lokasi

Sumber gambar: TMC Polda Metro Jaya & arsip pribadi

Demikianlah informasi yang dapat saya sampaikan sekarang, semoga bermanfaat.

2013-12-03

Uji Coba KRL JR East Seri 205 (Bagian Pertama)

Kembali lagi bersama saya Wawan H. dalam web log JDTC di bulan terakhir tahun 2013 ini, kali ini saya mendapat kabar bahwa satu set KRL JR seri 205 dengan nomor seri HaE 15 atau 204-123 telah diuji coba pada hari ini tepatnya sekitar pukul 2 siang, di mana yang diuji adalah seluruh 10 unit kereta yang ada dalam rangkaian termasuk unit 6 pintu di antaranya.

Seperti biasanya untuk rangkaian KRL yang baru didatangkan, rute yang diambil untuk uji coba adalah Depok-Manggarai-Bogor hingga kembali lagi ke dipo Depok di mana KRL ini ditempatkan. KRL ini menggunakan model tralis hitam untuk melindungi kaca di muka, dengan strip merah kuning yang modelnya serupa dengan KRL JR seri 203.

Wujud rangkaian yang diujicoba hari ini adalah seperti berikut:

204-123 di dipo Depok [1]

204-123 ujicoba di Bogor saat hujan [2]

Demikianlah yang bisa saya sampaikan sekarang, semoga info ini bermanfaat untuk semuanya.

Terima kasih banyak untuk sumber gambar di bawah ini:
[1] Suro RF
[2] Taufik Adi Prabowo

2013-11-08

[Informasi] Rekapitulasi Sarana Perkeretaapian KRL Jabodetabek (Per Oktober 2013)

Berikut ini penulis sajikan rekapitulasi data sementara sarana perkeretaapian berupa rangkaian KRL atau kereta rel listrik yang dikelola penggunaannya oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek sebagai penyelenggara layanan jasa angkutan komuter berbasis rel di Jabodetabek.

Data yang penulis berikan ini merupakan data yang diperoleh sampai bulan Oktober 2013 dengan tambahan sebagian data baru yang masuk pada awal bulan ini, diurutkan berdasarkan tahun kedatangan pertama (khusus untuk KRL eks Jepang) atau tahun produksi pertama (untuk KRL buatan PT. Industri Kereta Api Madiun/INKA) yang dicantumkan dalam tanda kurung.

Catatan: Daftar sementara sarana KRL di bawah ini terdiri dari KRL dengan fasilitas pendingin ruangan (AC), dan KRL tanpa pendingin ruangan.

A. Sarana Siap Operasi

Terdiri dari perincian berikut:

1. KRL impor bekas-pakai dari Jepang
  • Seri Toei 6000 (1999) eks jalur Mita: 70 unit (22 unit kereta berkabin masinis, termasuk kabin modifikasi)
  • Seri JR East 103 (2004) eks jalur Musashino-Keiyo: 16 unit (8 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri Tokyo Metro 5000 (2006) eks jalur Tozai: 24 unit (6 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri Toyo Rapid 1000 (2006) eks jalur Tozai: 24 unit (6 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri Tokyu 8000 (2005) eks jalur Toyoko: 24 unit (6 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri Tokyu 8500 (2006) eks jalur Den-en-toshi: 64 unit (16 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri Tokyo Metro 7000 (2010) eks jalur Yurakucho: 32 unit (8 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri Tokyo Metro 05 (2010) eks jalur Tozai: 56 unit (14 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri JR East 203 (2011) eks jalur Joban: 40 unit (10 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri Tokyo Metro 6000 (2011) eks jalur Chiyoda: 104 unit (26 unit kereta berkabin masinis)
2. KRL produksi INKA
  • Seri KRL-I (2001): 8 unit (4 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri KFW I-9000 Bombardier (2010): 20 unit (10 unit kereta berkabin masinis)
Total sarana siap operasi: 482 unit 

B. Sarana Cadangan *)

Terdiri dari perincian berikut:
  • Seri Tokyo Metro 5000 (2006): 6 unit
  • Seri Toyo Rapid 1000 (2006): 6 unit
  • Seri Tokyo Metro 7000 (2010): 8 unit
  • Seri Tokyo Metro 05 (2010): 16 unit
  • Seri JR East 203 (2011): 10 unit
  • Seri Tokyo Metro 6000 (2011): 26 unit
Total sarana cadangan: 72 unit

C. Sarana Tidak Siap Operasi & Tidak Siap Guna Operasi

Terdiri dari perincian berikut:
  • Seri Toei 6000 (1999): 2 unit (Tidak Siap Guna Operasi), penyebab karena kecelakaan antar KRL
  • Seri Tokyo Metro 05 (2010): 8 unit (Tidak Siap Operasi), penyebab karena anjlok
  • Seri KRL Hitachi (1997): 4 unit (Tidak Siap Guna Operasi), penyebab karena kerusakan komponen
Total sarana tidak siap operasi: 14 unit

D. Sarana Pasca Rehabilitasi (Dalam Tahap Uji Coba)

Terdiri dari perincian berikut:
  • Seri Holec AC (1997~2000): 8 unit (2 unit kereta berkabin masinis)
Total sarana hasil rehabilitasi: 8 unit

E. Sarana Tersimpan (Stored) Sebagai Efek Penghapusan Layanan Non AC

Terdiri dari perincian berikut:
  • Seri Rheostatik Mild Steel (1984): 2 unit (1 unit berkabin masinis, digabung bersama 2 unit KRL rheostatik stainless)  
  • Seri Rheostatik Stainless Steel (1986~1987): 38 unit (19 unit berkabin masinis, 16 unit murni, 2 unit digandengkan bersama dengan KRL rheostatik mild steel)
  • Seri Hitachi (1997): 16 unit (8 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri Holec Non AC (1997~2000): 8 unit (4 unit kereta berkabin masinis) **) 
Total sarana tersimpan (sementara): 64 unit

F. Sarana Baru yang Masuk Per Bulan November 2013 (Dalam Tahap Adaptasi Wilayah)

Terdiri dari perincian berikut:
  • Seri JR East 205 (2013) eks jalur Saikyo: 30 unit (6 unit kereta berkabin masinis) ^)
  • Seri Holec AC (1997~2000): 8 unit (2 unit kereta berkabin masinis, pasca rehabilitasi)
Total sarana baru tahap adaptasi: 38 unit

G. Sarana Baru Dalam Tahap Rencana Kedatangan

Terdiri dari perincian berikut:
  • Seri JR East 205 (2013): 150 unit (30 unit kereta berkabin masinis)

*) berupa unit kereta tengah yang tidak digunakan dalam operasi normal karena keterbatasan panjang peron
**) data sementara yang masuk, masih dalam pemetaan lebih lanjut
^) termasuk unit kereta 6 pintu dengan dominan ruang untuk pengguna berdiri

Sebagai catatan, seluruh rangkaian KRL rheostatik berbodi mild steel yang tersisa kecuali 2 unit yang digabungkan dengan unit berbodi stainless satu demi satu telah dibawa untuk proses perucatan atau penghancuran, di mana komponen penggeraknya dikabarkan dapat digunakan kembali untuk mendukung pengoperasian KRL rheostatik berbodi stainless steel.

Demikian laporan yang dapat penulis sampaikan, semoga informasi ini bermanfaat.

Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan data di atas, apabila pembaca mengetahui kondisi data yang sesungguhnya silakan mencantumkan koreksi data pada kolom komentar yang tersedia.

2013-11-04

Selamat Datang, JR East Seri 205 Eks Lintas Saikyo! (Bagian Kedua)

Kembali lagi bersama saya, yang sepenuhnya menggantikan peran Charles-san dalam bagian pemberitaan terkini mengenai kereta api baik di dalam maupun di luar negeri...

Setelah saya berikan pandangan luar dari KRL eks Jepang yang bernama JR East seri 205, kini saya akan memberikan informasi seputar beberapa hal unik yang tidak ditemui di KRL-KRL lain yang sudah beroperasi sebelum kedatangan KRL jenis ini.

Pertama, kereta 6 pintu yang memuat lebih banyak penumpang berdiri dengan kapasitas kursi yang lebih sedikit dari kereta normal yang biasanya memiliki 4 pintu. Jenis kereta seperti ini tidak terlalu banyak dijumpai di Jepang lho, menurut penjelasan dari Charles-san sendiri hanya seri 205-0 di jalur Saikyo, 209-0 di jalur Keihin-Tohoku dan E231-0 di jalur Chuo Sobu yang seluruh rangkaiannya (205-0 dan E231-0 masih beroperasi sampai sekarang) memiliki model kereta seperti itu. Untuk operator di luar JR East, baru Tokyu 5000 produksi kedua di jalur Denentoshi yang menerapkan model 6 pintu yang demikian, itu pun berdasarkan dari model serupa yang ada di jenis E231-0.

Sekedar informasi tambahan, konsep 6 pintu atau lebih tepatnya 6 pasang pintu ini sebenarnya tidaklah benar-benar baru. Tokyo Metro sudah lebih dulu menerapkan sistem 5 pasang pintu untuk operasi KRL di jalur Hibiya, dan JR East mengembangkan konsep tersebut lebih lanjut dengan menambah 1 pasang pintu lagi.

Seperti ini bagian dalam kereta 6 pintu yang saya dapatkan gambarnya dari twitter @KRLEkonomi. Lebih banyak ruang bebas dan semua kursi yang ada di dalamnya bisa dilipat dengan satu sistem terkendali dari ruang masinis dengan kondisi seluruh penumpang diwajibkan berdiri dalam 1 kereta yang sama, menarik bukan?

Bagian dalam kereta 6 pintu

Kedua, tidak hanya itu saja, keamanan di dalam unit kereta dijamin karena sudah terpasang perangkat CCTV yang ditanam di bagian langit-langit, yang bisa diawasi dari dalam ruang masinis. Jadi, untuk melihat seperti apa keadaan bagian dalam kereta waktu sedang berjalan, masinis tidak perlu lagi meminta bantuan petugas keliling/kondektur untuk mengecek dari satu kereta ke kereta lain. Lebih efisien 'kan?

Sayangnya menurut kabar yang beredar, sistem CCTV ini ada kemungkinan untuk dilepas oleh pihak dipo/balai yasa bersama dengan fasilitas lain yang kurang dibutuhkan seperti pemanas ruangan dan lain sebagainya, karena rangkaian yang datang terlebih dahulu menjalani proses pengecekan dan pertimbangan fasilitas yang akan diberikan kepada penumpang.

Yang saya pelajari dari buku referensi penunjang yang diberikan oleh Charles-san, sistem CCTV internal rangkaian ini terutama bertujuan untuk mengurangi peluang tindak pelecehan seksual atau kekerasan fisik terhadap penumpang wanita selama perjalanan, di samping adanya fasilitas kereta khusus wanita di unit ujung atau unit kesepuluh.

Seperti inilah sistem CCTV-nya, masih dari sumber gambar yang sama dengan gambar isi bagian dalam kereta 6 pintu:

 Sistem CCTV terintegrasi

Demikianlah informasi yang bisa saya berikan saat ini. Semoga ilustrasi dan keseluruhan artikel ini bermanfaat untuk semua pembaca sekalian.

Pesan saya untuk para penumpang yang terhormat, jagalah selalu fasilitas sarana dan prasarana kereta api kita, jangan diganjal pintunya apalagi dirusak isinya. Kalau fasilitas yang ada menjadi tidak berfungsi dengan normal bukankah kita sendiri yang rugi juga?

Nantikan pembahasan berikutnya dari saya di kesempatan lainnya.

2013-11-03

Selamat Datang, JR East Seri 205 Eks Lintas Saikyo! (Bagian Pertama)

Sebelum ke inti pembahasan kabar hari ini, izinkan saya memperkenalkan diri sebagai pengurus kedua blog ini yang diundang untuk mengisi berita terkini tentang perkeretaapian baik di dalam maupun di luar negeri, mengingat Charles-san sebagai pemimpin blog ini akan lebih berfokus pada bagian penerjemahan dan pengetahuan teknis tentang perkeretaapian Jepang.

Untuk kabar hari ini, saya mendapat berita dari para penggemar kereta api bahwa tiga puluh unit atau tiga rangkaian seri 205 yang dulunya pernah beroperasi di jalur JR East Saikyo telah datang di Jakarta dengan kapal HHL Blue, tepatnya bersandar di dermaga 3 pelabuhan Tanjung Priok, yang mana ketiga rangkaian dikenali masing-masing dengan nomor seri HaE 7 atau 204-95, HaE 11 atau 204-99 dan HaE 15 atau 204-123. Rangkaian pertama yang diturunkan dari kapal dan sudah mulai ditempatkan di stasiun khusus angkutan barang Pasoso saat berita ini ditulis adalah HaE 15, yang mana 2 rangkaian lainnya akan menyusul segera.

Berikut ini gambar yang saya cuplik dari salah satu account facebook dengan inisial S.R:

204-123, di atas trailer

204-123, bersiap menyentuh tanah Jakarta

204-8, unit ketiga di atas trailer roda banyak

Demikianlah laporan yang bisa saya tuliskan hari ini, semoga pembaca memahami dan memakluminya.

Berdasarkan informasi yang saya terima dari pemimpin blog ini, masih tersisa 150 unit lainnya yang akan dikirim bertahap ke Jakarta sampai dengan tahun depan, dan semoga seluruh pengiriman berjalan lancar.

2013-10-08

[Informasi] Jadwal Perjalanan KRL Jabodetabek Per 1 September 2013 + Perubahan

Berikut ini penulis berikan jadwal perjalanan KRL Jabodetabek yang sudah berlaku per tanggal 1 September 2013 pasca penghapusan layanan KRL non AC beserta dengan perubahan yang akan berlaku per tanggal 9 Oktober mendatang.

Mengingat ukuran jadwal yang cukup besar, anda dapat menampilkan dan/atau mengunduh pada tautan atau link berikut ini:



Adapun perubahan yang dimaksud adalah sebagai berikut:


Demikianlah informasi ini penulis berikan, semoga bermanfaat.

Sumber informasi: PT KAI Commuter Jabodetabek (krl.co.id)

2013-09-26

[Informasi] Rencana Kedatangan KRL JR East Seri 205 (Bagian 1)

Belum lama ini, penulis menerima kabar bahwa dua rangkaian seri 205 bernomor seri HaE 7 (ハエ7) dan HaE 15 (ハエ15) sudah berada di pelabuhan Niigata bagian timur, setelah sebelumnya berada di dipo Takasaki di mana telah dilakukan proses pemindahan dari dipo Kawagoe di lintas Saikyo yang menjadi asal rangkaian tersebut.

Rangkaian yang akan dikirimkan tersebut memiliki formasi 10 unit kereta, yang mana terdiri dari 8 unit kereta dengan 4 pasang pintu dan 2 unit kereta dengan 6 pasang pintu di bagian samping. Seluruh unit yang disertakan dalam pengiriman adalah unit yang sudah digantikan oleh rangkaian E233 batch 7000.

Berikut ini dokumentasi pengiriman yang diperoleh dari salah satu penggemar KA di Jepang:

 
Proses pengiriman unit MoHa 205

 5 unit seri 205, pelabuhan Niigata

Kondisi terkini:

Seri 205, pelabuhan Niigata (courtesy Masaaki Yoshida)

Konfigurasi unit HaE 7:

Kereta 1: KuHa 204-95 (TC2, 4 pintu)
Kereta 2: SaHa 204-39 (T2, 6 pintu)
Kereta 3: SaHa 204-38 (T1, 6 pintu)
Kereta 4: MoHa 204-257 (M2, 4 pintu)
Kereta 5: MoHa 205-257 (M1, 4 pintu)
Kereta 6: MoHa 204-256 (M2, 4 pintu)
Kereta 7: MoHa 205-256 (M1, 4 pintu)
Kereta 8: MoHa 204-255 (M2, 4 pintu)
Kereta 9: MoHa 205-255 (M1, 4 pintu)
Kereta 10: KuHa 205-95 (TC1, 4 pintu)

Konfigurasi unit HaE 15:

Kereta 1: KuHa 204-123 (TC2, 4 pintu)
Kereta 2: SaHa 204-46 (T2, 6 pintu)
Kereta 3: SaHa 204-8 (T1, 6 pintu)
Kereta 4: MoHa 204-337 (M2, 4 pintu)
Kereta 5: MoHa 205-337 (M1, 4 pintu)
Kereta 6: MoHa 204-336 (M2, 4 pintu)
Kereta 7: MoHa 205-336 (M1, 4 pintu)
Kereta 8: MoHa 204-335 (M2, 4 pintu)
Kereta 9: MoHa 205-335 (M1, 4 pintu)
Kereta 10: KuHa 205-123 (TC1, 4 pintu)

Direncanakan 16 rangkaian lainnya akan segera menyusul untuk pengoperasian sarana di lintas Jabodetabek, di mana pengiriman dilakukan secara bertahap menunggu kesiapan rangkaian pengganti dari seluruh rangkaian yang dikirim.

Demikianlah informasi yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat.

Pemutakhiran: Berdasarkan informasi terkini, bersama unit HaE 15 telah dikirim juga rangkaian HaE 7 ke tempat yang sama.

2013-09-16

[Informasi] Rekapitulasi Sarana Perkeretaapian Komuter Jabodetabek (Per Juli 2013)

Berikut ini penulis sajikan rekapitulasi data sarana yang dikelola penggunaannya oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek sebagai penyelenggara layanan jasa angkutan komuter berbasis rel di Jabodetabek.

Data yang penulis berikan ini merupakan data yang diperoleh sampai Juli 2013, diurutkan berdasarkan tahun kedatangan pertama (khusus untuk KRL eks Jepang) atau tahun produksi pertama (untuk KRL buatan PT. Industri Kereta Api Madiun/INKA) yang dicantumkan dalam tanda kurung.

Catatan: Daftar KRL di bawah ini masih seputar KRL dengan fasilitas pendingin ruangan (AC), untuk KRL tanpa pendingin ruangan dan yang sudah direhabilitasi tetapi belum diuji coba akan ditambahkan kemudian.

A. Sarana Siap Operasi

Terdiri dari perincian berikut:

1. KRL impor bekas-pakai dari Jepang
  • Seri Toei 6000 (2000): 70 unit (22 unit kereta berkabin masinis, termasuk kabin modifikasi)
  • Seri JR East 103 (2004): 16 unit (8 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri Tokyo Metro 5000 (2006): 24 unit (6 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri Toyo Rapid 1000 (2006): 24 unit (6 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri Tokyu 8000 (2005): 24 unit (6 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri Tokyu 8500 (2006): 64 unit (16 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri Tokyo Metro 7000 (2010): 32 unit (8 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri Tokyo Metro 05 (2010): 56 unit (14 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri JR East 203 (2011): 40 unit (10 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri Tokyo Metro 6000 (2011): 104 unit (26 unit kereta berkabin masinis)
2. KRL produksi INKA
  • Seri KRL-I (2001): 8 unit (4 unit kereta berkabin masinis)
  • Seri KFW I-9000 Bombardier (2010): 20 unit (10 unit kereta berkabin masinis)
Total sarana siap operasi: 482 unit 

B. Sarana Cadangan *)

Terdiri dari perincian berikut:
  • Seri Tokyo Metro 5000 (2006): 6 unit
  • Seri Toyo Rapid 1000 (2006): 6 unit
  • Seri Tokyo Metro 7000 (2010): 8 unit
  • Seri Tokyo Metro 05 (2010): 16 unit
  • Seri JR East 203 (2011): 10 unit
  • Seri Tokyo Metro 6000 (2011): 26 unit
Total sarana cadangan: 72 unit

C. Sarana Tidak Siap Operasi & Tidak Siap Guna Operasi

Terdiri dari perincian berikut:
  • Seri Toei 6000 (2000): 2 unit (Tidak Siap Guna Operasi), penyebab karena kecelakaan antar KRL
  • Seri Tokyo Metro 05 (2010): 8 unit (Tidak Siap Operasi), penyebab karena anjlok
Total sarana tidak siap operasi: 10 unit

D. Sarana Pasca Rehabilitasi (Dalam Tahap Uji Coba)

Terdiri dari perincian berikut:
  • Seri Holec AC: 8 unit (2 unit kereta berkabin masinis)
Total sarana hasil rehabilitasi: 8 unit

*) berupa unit kereta tengah yang tidak digunakan dalam operasi normal karena keterbatasan panjang peron

Demikian laporan yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan ini, semoga bermanfaat.

Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan data di atas, silakan mencantumkan koreksi data pada kolom komentar yang tersedia.

2013-08-21

[Informasi] Sistem Tiket Harian Berjaminan (THB) KRL Jabodetabek

Pada kesempatan ini penulis memberikan penjelasan dan keterangan lebih lanjut mengenai sistem tiket harian berjaminan (THB) yang mulai berlaku efektif pada 22 Agustus.

Menimbang bahwa sistem kartu untuk sekali perjalanan (single trip) mengalami kendala dalam hal distribusi dan mengingat bahwa banyak terdapat penyalahgunaan maupun pemindahtanganan kartu single trip yang tidak melalui prosedur semestinya, maka PT. KAI Commuter Jabodetabek selaku penyelenggara jasa memperkenalkan sistem kartu tiket harian berjaminan yang mana biaya penjaminan dikenakan saat pembelian pertama kali dan dapat dikembalikan.

Langkah ini dilakukan guna meminimalisir kerugian yang timbul sebagai umpan balik dari penyalahgunaan kartu single trip yang sudah melebihi batas, di mana sistem masuk dan keluar stasiun dirancang nyaris serupa dengan penggunaan kartu multi trip melalui mekanisme tapping di pintu masuk dan pintu keluar tanpa perlu memasukkan tiket ke dalam slot kartu. Sebagai tambahan, kartu ini dapat digunakan sebagai bukti untuk pembelian tiket berjaminan berikutnya tanpa perlu membayar biaya jaminan atau pengembalian biaya jaminan kartu dengan batas waktu 7 hari setelah pembelian terakhir, sehingga sangat berguna bagi pengguna tiket yang melakukan perjalanan berjangka (tidak setiap hari namun beberapa kali dalam 1 minggu).

Ketentuan selengkapnya mengenai penggunaan tiket harian berjaminan dapat dilihat pada hasil pemindaian dari brosur asli berikut ini.

Brosur 1

 Brosur 2

Desain tiket harian berjaminan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Desain tiket harian berjaminan (bagian muka)

Desain tiket harian berjaminan (bagian belakang)

Catatan: Klik setiap gambar untuk memperbesar tampilan dan/atau menyimpannya di kandar lokal Anda.

Keterangan desain bagian belakang:

1. Sisi kiri atas berisi ketentuan penggunaan tiket harian berjaminan.
2. Sisi kanan atas terdapat nomor identifikasi khusus untuk setiap tiket (untuk keperluan internal operator)
3. Sisi kiri bawah terdapat nomor seri tiket berupa 16 digit angka acak dan informasi kontak PT. KAI Commuter Jabodetabek.
4. Sisi kanan bawah terdapat bukti keaslian tiket berupa hologram atau cetakan khusus untuk mencegah pemalsuan kartu tiket.

Demikianlah informasi yang penulis sampaikan kali ini, semoga bermanfaat.

Sumber informasi dan ilustrasi:

PT. KAI Commuter Jabodetabek (Informasi Commuter Line)

2013-08-07

[Pengumuman] Sistem Penjaminan Kartu Commet Single Trip

Berdasarkan informasi terkini yang penulis peroleh dari pihak PT. KAI Commuter Jabodetabek, dengan ini penulis memberitahukan bahwa mulai tanggal 20 Agustus mendatang akan diberlakukan sistem biaya penjaminan untuk setiap pembelian kartu tiket elektronik jenis single trip.

Wacana ini digulirkan sebagai upaya meminimalisasi kekurangan tiket elektronik jenis single trip akibat kehilangan atau terbawa pulang oleh pengguna, di mana biaya penjaminan diikutsertakan bersama dengan harga tiket yang sesungguhnya pada saat pembelian di loket stasiun keberangkatan.

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sistem penjaminan tersebut memiliki prosedur berikut:
  1. Pengguna membeli tiket single trip untuk sekali perjalanan di loket stasiun keberangkatan, dengan harga sesuai tujuan (lihat tabel tarif parsial/progresif) + biaya penjaminan fisik tiket sebesar Rp 5.000 (lima ribu rupiah). Untuk diperhatikan, sistem biaya penjaminan hanya berlaku untuk 5 stasiun pertama terhitung dari stasiun keberangkatan, yang mana keseluruhan 5 stasiun pertama tersebut berlaku tarif sebesar Rp 2.000 (dua ribu rupiah).
  2. Pengguna melakukan perjalanan dengan KRL hingga stasiun tujuan (melakukan prosedur tapping masuk peron dari stasiun keberangkatan, pengecekan di dalam rangkaian dan memasukkan kartu ke mesin yang tersedia di pintu keluar stasiun tujuan).
  3. Biaya penjaminan fisik tiket dapat dikembalikan di loket stasiun tujuan dengan menunjukkan struk atau kertas bukti pembelian tiket dari stasiun keberangkatan, jika tiket untuk sekali perjalanan yang dibawa pengguna masih dapat terbaca oleh sistem pemindai tiket yang ada di pintu keluar.
Catatan penting:

Klaim biaya penjaminan fisik tiket tersebut berlaku selama 7 (tujuh) hari berturut-turut sejak pembelian. Apabila setelah 7 hari pengguna yang bersangkutan tidak melakukan prosedur pengembalian biaya jaminan di loket stasiun tujuan, maka biaya tersebut dianggap hangus (masuk ke kas loket stasiun tujuan) dan tidak dapat diuangkan. Dengan kata lain, apabila pengguna tidak mengklaim biaya penjaminan selama waktu yang ditentukan, maka untuk setiap keberangkatan menggunakan tiket sekali perjalanan dengan tujuan salah satu dari 5 stasiun pertama setelah melewati 7 hari akan kembali dibebankan biaya tersebut di atas.

Sistem penjaminan ini juga tidak berlaku bagi pengguna tiket multi trip yang dapat melakukan isi ulang, mengingat biaya penjaminan yang merupakan biaya pembuatan/produksi kartu tiket sudah termasuk dalam pembelian paket perdana dan untuk selanjutnya kartu multi trip tersebut menjadi milik pengguna.

Demikianlah informasi ini penulis berikan, semoga bermanfaat.

Referensi: Tribunnews & Informasi Commuter Line

2013-07-25

Terima Kasih, KRL Ekonomi Non AC Jabodetabek (18 Juli 1976 - 25 Juli 2013)

Belum lama ini, penulis mendengar berita dari pengeras suara stasiun Bekasi yang mengabarkan bahwa operasional KRL ekonomi sudah ditiadakan mulai hari ini (25 Juli 2013), sebagai efek dari adanya subsidi operasional kepada layanan KRL dengan fasilitas AC dan pemberlakuan tarif progresif sesuai jumlah stasiun yang ditempuh.

Debut layanan KRL non AC sendiri dimulai sejak 18 Juli 1976 dengan didatangkannya KRL non AC dengan kondisi barang baru yang memiliki sistem traksi rheostatik dan berbodi baja ringan (mild steel), sehingga seringkali disebut sebagai rheostatik mild. Rangkaian jenis pertama ini memiliki 2 pintu di setiap sisinya, yang menggunakan desain serupa dengan jenis KRD MCW 301 dan memiliki 4 unit kereta untuk setiap rangkaian yang berkode seri KL3-76. Kemudian, secara berturut-turut mulai tahun 1978 didatangkan kembali jenis KRL serupa dari pabrikan Jepang yaitu Nippon Sharyo dengan kode seri KL3-78, KL3-83 dan KL3-84.

Seiring perkembangan masa, PJKA pada masa itu membutuhkan layanan KRL dengan kelas bisnis, sehingga didatangkan kembali KRL dengan traksi rheostatik namun menggunakan bodi stainless steel yang berkode masing-masing KL2-86 dan KL2-87 dengan fasilitas tambahan berupa toilet di kereta ujung berkabin masinis, di mana KL3-76 hingga KL3-84 diposisikan sebagai armada kelas ekonomi. Salah satu dari KRL rheostatik berbodi stainless kemudian dimutakhirkan dengan perangkat AC sehingga memiliki kode KL1, yang dioperasikan sebagai rangkaian Pakuan Utama setelah peresmian jalur layang dari stasiun Manggarai hingga stasiun Jakarta Kota.

Memasuki tahun 1992, armada KRL ekonomi bertambah dengan seri KRL buatan INKA yang bekerja sama dengan pabrikan Hyundai/ABB dengan desain dan formasi yang sama dengan KRL rheostatik berbodi stainless steel, perbedaannya terletak pada sistem traksi yang digunakan berupa VVVF-IGBT dan model pantograf yang digunakan berbentuk lengan tunggal (single arm). Namun, pada 2 tahun operasionalnya, KRL yang diproduksi 2 rangkaian tersebut mengalami kecelakaan yaitu benturan dengan KRL bisnis jenis BN/Holec di Kampung Bandan saat dioperasikan dalam 1 set rangkaian, sehingga dianggap tidak handal dan disimpan di Balai Yasa Manggarai.

Pada rentang 1994 hingga 2000, tidak terjadi penambahan armada KRL ekonomi, namun pada KRL bisnis terjadi penambahan armada dari INKA berupa rangkaian KRL BN/Holec (Belgie-Netherland / Holland Electric Ridderkerk) dan KRL Hitachi dengan sistem kerjasama dalam hal perakitan serta pemasangan komponen. Sayangnya, banyak KRL BN/Holec yang kemudian mengalami kerusakan dan gangguan selama pengoperasian sehingga jumlah rangkaian yang dapat dioperasikan di lintas menurun drastis.

Masa pengoperasian KRL rheostatik berbodi stainless, KRL BN/Holec dan KRL Hitachi sebagai KRL kelas eksekutif dan bisnis pun berakhir dengan dimulainya kedatangan rangkaian KRL eks Toei 6000 dengan status hibah dari pemerintah kota Tokyo di Jepang sebanyak 72 unit kereta. Seluruh fasilitas toilet pada KRL rheostatik stainless pun dihilangkan, begitu juga model kursi yang saling berhadapan pada KRL BN/Holec dan Hitachi diubah seluruhnya menjadi model melintang atau transverse seat. Dengan demikian, maka seluruh set tersebut bergabung dengan armada KRL rheostatik dengan bodi mild steel, kecuali Hyundai/ABB yang hanya bertahan beberapa bulan saja setelah kembali ke lintas.

Datangnya KRL AC impor dari Jepang secara berturut-turut membuat posisi KRL rheostatik stainless, KRL BN/Holec dan KRL Hitachi berada pada keadaan beban yang sedemikian berat, beban ini dirasakan sekali oleh KRL BN/Holec sehingga pada tahun 2011 operasinya terhenti sepenuhnya dan beberapa unit yang lebih dulu tak beroperasi dijadikan KRDE untuk operasional di daerah lain yang tidak dielektrifikasi bersama dengan KRL Hyundai yang lebih dulu tak dapat dioperasikan di Jabodetabek. Di lain pihak, KRL rheostatik mild maupun stainless sendiri selama ini mengalami beban rangkaian berlebih pada jam sibuk, sehingga seringkali mengalami gangguan dalam perjalanan reguler.

Pada akhirnya, jadwal operasi terakhir untuk KRL ekonomi telah dilakukan pada 24 Juli yang lalu, di mana jadwal perjalanannya terus menerus digantikan dengan KRL AC atau dikenal dengan commuter line dengan tarif yang disesuaikan dengan jarak perjalanan pengguna. Sampai saat tulisan ini dimuat, seluruh KRL ekonomi sudah berada di dalam lingkungan dipo, PUKRL atau balai yasa, menunggu keputusan berikutnya dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai operator.

Berikut ini beberapa jenis KRL ekonomi semasa operasinya di lintas Jabodetabek:

1. Rheostatik mild steel KL3-76~84

KL3-76, corak merah-biru

KL3-78~84, orak hijau-putih

KL3-78~84, corak oranye

 KL3-78~84, corak hijau


KL3-78~84, corak putih

 KL3-78~84, corak putih kabin modifikasi (Djoko Lelono 1)

2. Rheostatik stainless steel KL3-86~87

KL2-86~87, corak merah tua

KL1-86 & KL2-86, corak biru (operasi KRL AC pertama)

KL3-86~87, corak merah-kuning

3. KRL BN/Holec Ridderkerk

KL3-94, corak biru

 KL3-97~2000, corak oranye

KL3-97~2000, corak merah kuning

4. KRL Hitachi

KL3-97, corak merah-kuning

5. KRL Hyundai/ABB (sekarang telah dimodifikasi menjadi KRDE)

KL3-92~93, corak merah-biru

(gambar ilustrasi dari berbagai sumber, terima kasih untuk mereka yang sudah mengabadikan gambar-gambar tersebut)

Dalam hal ini, lintas Tangerang adalah yang terlebih dahulu menghapus seluruh layanan KRL ekonomi non AC, yang mana kemudian diikuti oleh lintas Serpong, di mana yang terakhir kalinya mengoperasikan KRL ekonomi non AC adalah lintas Bogor dan Bekasi. Lintas menuju stasiun Tanjung Priok sendiri tidak pernah lagi dilayani KRL ekonomi non AC sejak ditutupnya lintas Ancol-Tanjung Priok pada masa 90-an.

Dengan terhentinya operasi KRL ekonomi non AC, beberapa rangkaian KL3-76~84 telah dikirimkan untuk dirucat dan beberapa unit lainnya sedang diupayakan dalam usaha preservasi, sementara KL3-86~87 & KRL Hitachi direncanakan untuk dimutakhirkan dengan perangkat AC. KL3-97~2000 sendiri sudah memiliki unit yang dimutakhirkan dengan fasilitas AC dan pembaharuan baik dari sisi eksterior maupun interior.

Demikian informasi yang dapat penulis sampaikan, semoga bermanfaat.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk layanan dan armada KRL ekonomi non AC yang sudah mencapai 37 tahun beroperasi melayani pengguna KRL di lintas Jabodetabek beserta Serpong.

Berita tambahan:

Mulai hari ini seluruh KA Patas kelas ekonomi tujuan Purwakarta dan KA lokal kelas ekonomi tujuan Cikampek tidak lagi berhenti di stasiun Bekasi, akan tetapi untuk kedua KA tersebut yang mengarah ke Jakarta Kota tetap berhenti di stasiun Bekasi.

2013-07-18

[Informasi] Selamat Jalan, KRL Ekonomi Rheostatik KL3-76~84...

Belum lama ini penulis telah menerima kabar bahwa 2 set rangkaian KRL ekonomi jenis rheostatik non AC dengan bodi mild steel dengan masing-masing set terdiri dari 4 unit kereta telah dibawa ke Purwakarta untuk segera dilakukan perucatan bersama dengan unit kereta penumpang dan KRD yang sudah tidak lagi dapat dioperasikan.

Rangkaian dibawa dengan menggunakan lokomotif CC 20175R (CC 201 89 03) dari lingkungan stasiun Manggarai menuju Purwakarta dengan formasi terhitung dari belakang lokomotif adalah KL3-83124, KL3-76103, KL3-83113, KL3-78118, KL3-84112, KL3-83101, KL3-78103, KL3-83114. Dua unit kereta penumpang yaitu KMP3 0 09 01 dan KMP3 0 07 01 masing-masing disisipkan di antara kedua rangkaian dan ujung rangkaian untuk membantu pengereman.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa keseluruhan rangkaian sudah tidak lagi memiliki kursi dan tiang penyangga untuk pengguna berdiri pada bagian interior, namun masih menyisakan peta rute KRL dan beberapa tanda lainnya. Berbagai komponen traksi pun juga masih berada pada tempatnya, meskipun tidak sedikit juga komponen pendukung yang telah dihilangkan.

Berikut ini sedikit gambaran eksterior dan interior rangkaian yang berstatus afkir tersebut:

Eksterior

Interior

Sumber dokumentasi: Khairul Rahman

Dengan dikirimnya 2 set rangkaian KRL ini untuk proses perucatan, maka jumlah armada KRL non AC yang tersedia secara bertahap akan dimutakhirkan ke jenis KRL dengan fasilitas AC atau dirucat, di mana rencananya jenis KRL non AC akan dihapus total yang berlaku efektif mulai bulan September yang akan datang.

Demikianlah informasi ini penulis sampaikan, semoga bermanfaat.

Pemutakhiran/update per 19 Juli 2013:

Rangkaian kedua, dengan formasi terhitung dari belakang lokomotif adalah KL3-83112, KL3-76105, KL3-83103, KL3-83104, KL3-84114, KL3-76113, KL3-78115 dan KL3-84116 yang ditarik lokomotif CC 201109 (CC 201 92 19) saat ini telah dibawa ke stasiun Purwakarta untuk dilakukan perucatan seperti halnya rangkaian pertama dengan sisipan KMP3 0 09 01 dan KP3 0 64 02 di bagian tengah dan akhir rangkaian sebagai unit bantu rem.

2013-07-04

[Informasi] Perubahan Tarif Kereta Api Penumpang Kelas Ekonomi

Berdasarkan pada informasi yang penulis peroleh di mana menunjuk kepada kontrak penyelenggara kewajiban pelayanan publik (Public Service Obligation, PSO) bidang angkutan kereta api pelayanan kelas ekonomi pada tahun anggaran 2013 antara Ditjen Perkeretaapian dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) tertanggal 18 Juni 2013, bahwa untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sedang meningkatkan basic comfort atau Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk semua kereta penumpang kelas ekonomi jarak jauh, menengah maupun jarak dekat dengan menambahkan fasilitas AC atau pendingin udara di setiap unit kereta.

KA dengan relasi jarak dekat berikut ini tidak mengalami perubahan tarif meskipun telah menggunakan fasilitas AC:

  • KA Banten Ekspres relasi Merak-Tanah Abang, tarif Rp 5.000,-
  • KA Krakatau Ekspres relasi Tanah Abang-Merak, tarif Rp 5.000,-
  • KA Cilamaya Ekspres (Patas Purwakarta) relasi Purwakarta-Jakarta Kota, tarif Rp 3.000,-
  • KA Ekonomi Lokal Rangkasbitung relasi Tanah Abang-Rangkasbitung, tarif Rp 2.000,-
  • KA Ekonomi Lokal relasi Parungpanjang-Tanah Abang, tarif Rp 1.500,-
  • KA Ekonomi Lokal Jatiluhur relasi Jakarta Kota-Purwakarta pp, tarif Rp 3.000,-
  • KA Ekonomi Lokal Jatiluhur relasi Jakarta Kota-Cikampek, tarif Rp 2.500,-
  • KA Ekonomi Lokal relasi Purwakarta-Cibatu, tarif Rp 3.500,-
  • KA Ekonomi Lokal Bandung Raya relasi Kiaracondong-Cicalengka, tarif Rp 1.000,-
  • KA Ekonomi Lokal Bandung Raya relasi Cicalengka-Padalarang, tarif Rp 1.500,-
  • KA Penataran relasi Surabaya Kota-Malang-Blitar, tarif Rp 5.500,-
  • KA Dhoho relasi Blitar-Kertosono-Surabaya Kota, tarif Rp 5.500,-
  • KA Penataran relasi Malang-Surabaya Gubeng, tarif Rp 4.000,-
  • KA Ekonomi Lokal relasi Surabaya Pasar Turi-Bojonegoro, tarif Rp 3.000,-
  • KA Ekonomi Lokal relasi Surabaya Kota-Kertosono, tarif Rp 2.000,-
  • KA Ekonomi Lokal relasi Kalibaru-Banyuwangi, tarif Rp 3.500,-
  • KA Pandanwangi relasi Banyuwangi-Jember, tarif Rp 4.000,-
  • KA Probowangi relasi Probolinggo-Banyuwangi, tarif Rp 18.000,-
  • KA Sibinuang relasi Pariaman-Padang, tarif Rp 2.500,- (Divre II Sumatera Barat)
  • KRD Komuter relasi Surabaya Kota-Porong, tarif Rp 2.000,-
  • KRD Komuter relasi Surabaya Kota-Lamongan, tarif Rp 2.000,-
  • KRDI Seminung relasi Kotabumi-Tanjungkarang, tarif Rp 7.500,-
  • KRL non AC khusus Jabodetabek berlaku s/d 31 Agustus 2013 rerata tarif Rp 1.000,- s/d Rp 2.000,- *)

Tarif KA ekonomi jarak jauh dan menengah di bawah ini berlaku untuk pemesanan tiket yang dimulai pada tanggal 5 Juli 2013 untuk keberangkatan per tanggal 1 September 2013.

  • KA Logawa, tarif Rp 50.000,- **)
  • KA Kertajaya, tarif Rp 50.000,- **)
  • KA Brantas, tarif Rp 55.000,- **)
  • KA Kahuripan, tarif Rp 50.000,- **)
  • KA Kutojaya Utara, tarif Rp 40.000,- **)
  • KA Bengawan, tarif Rp 50.000,- **)
  • KA Progo, tarif Rp 50.000,- **)
  • KA Pasundan, tarif Rp 55.000,- **)
  • KA Sri Tanjung, tarif Rp 50.000,- **)
  • KA Gaya Baru Malam Selatan (GBMS), tarif Rp 55.000,- **)
  • KA Matarmaja, tarif Rp 65.000,- **)
  • KA Tawang Jaya, tarif Rp 45.000,- **)
  • KA Serayu, tarif Rp 35.000,- **)
  • KA Kutojaya Selatan, tarif Rp 35.000,- **)
  • KA Tegal Arum, tarif Rp 25.000,- **)
  • KA Tawang Alun, tarif Rp 30.000,- **)
  • KA Rajabasa, tarif Rp 30.000,- (Divre III Sumatera Selatan) **)
  • KA Bukit Serelo, tarif Rp 30.000,- (Divre III Sumatera Selatan) **)
  • KA Puteri Deli, tarif Rp 20.000,- (Divre I Sumatera Utara) **)
  • KA Siantar Ekspres, tarif Rp 20.000,- (Divre I Sumatera Utara) **)
  • KA Madiun-Tanah Abang (MANTAB) fakultatif, tarif Rp 55.000,-
  • KRDE Prameks AC (Sri Wedari), tarif Rp 16.000,-
*) layanan telah dihapus per Agustus 2013, digantikan seluruhnya oleh AC Commuter Line bertarif progresif
**) mengalami perubahan tarif per tanggal 1 Januari 2014 (lihat keterangan tambahan)
  
Keseluruhan tarif yang telah disebut di atas berlaku untuk satu kali perjalanan, relasi yang dinyatakan untuk setiap KA berlaku untuk kedua arah.

Demikianlah informasi yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat.

Keterangan tambahan pemutakhiran/update per 7 November 2013:

Sehubungan dengan belum disepakatinya kontrak untuk layanan kereta api penumpang kelas ekonomi, beberapa jenis kereta api kelas ekonomi jarak jauh dan menengah mengalami perubahan tarif yang berlaku untuk keberangkatan mulai tanggal 1 Januari 2014.

Informasi tentang perubahan tarif beberapa jenis KA ekonomi jarak jauh dan KA ekonomi jarak menengah dapat dibaca pada tulisan berikut ini:


Ketentuan tarif yang telah disebutkan demikian berlaku sampai ada perubahan berikutnya dari pihak PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

2013-06-30

Penjelasan Sistem Kartu Commet Single Trip

Setelah penulis membahas panjang lebar mengenai sistem multi trip, maka tidak ada salahnya bagi penulis untuk menjelaskan tentang penggunaan kartu single trip.

Sesuai namanya, kartu single trip ini adalah kartu yang hanya dipergunakan untuk satu kali perjalanan seperti halnya tiket yang dipergunakan untuk KA jarak menengah dan jarak jauh. Model penggunaan kartu ini menggunakan prosedur mendekatkan kartu (tapping) di pintu masuk, di dalam rangkaian dan pintu keluar, di mana pada pintu masuk pengguna mendekatkan kartu pada mesin pembaca untuk masuk ke peron, kemudian mendekatkan kartu pada alat pembaca portabel yang dibawa petugas selama perjalanan di dalam rangkaian KRL, sementara pada pintu keluar pengguna memasukkan kartu pada slot yang tersedia untuk dapat mendorong pintu keluar area stasiun.

Berikut ini adalah 3 macam desain kartu untuk sekali perjalanan (single trip):

Bagian depan/muka

 Bagian belakang

Penjelasan desain:

1. Kartu warna merah, adalah desain yang umum digunakan untuk KRL AC atau disebut juga Commuter Line.

2. Kartu warna hijau, adalah desain yang saat ini digunakan untuk KRL ekonomi non AC. Apabila jenis KRL ini resmi dihapuskan pada bulan September, maka kartu ini dapat dipergunakan untuk layanan KRL AC.

3. Kartu polos warna coklat dengan 2 garis hitam di sudut kiri atas, digunakan sebagai prototipe desain 2 kartu elektronik yang digunakan saat ini dan tidak untuk diperjualbelikan.

Dalam hal ini pengguna perlu melakukan prosedur tapping sebanyak 3 kali sesuai dengan penjelasan di bagian atas gambar kartu bagian depan, dengan catatan tanggal penggunaan kartu harus sama dengan tanggal pembelian. Jika pengguna melakukan tapping pada pintu keluar stasiun yang bukan tujuannya atau melakukan tapping dengan kartu sekali perjalanan yang sudah kadaluarsa, maka pengguna yang bersangkutan dapat dikenakan prosedur denda oleh petugas.

Demikianlah informasi mengenai sistem kartu tiket untuk sekali perjalanan atau single trip ini, semoga bermanfaat.